badannya tinggi, kulitnya agak hitam kecoklatan, dan dia.. lugu.
namanya harjo, dan aku memberikan sebutan padanya mas..
si kecil, putih, dan ceria..
namun aku tahu ada hati yang terluka di dalamnya.
setidaknya aku tidak tertipu dengan senyuman itu.
karena dia dan aku adalah sama, sama-sama menutupi gundah di hati.
namanya wulan..
kami bertemu ketika aku mencoba-coba untuk bekerja.
tak kusangka disana banyak sekali pelajaran berharga yang aku dapat.
pertama aku tahu bagaimana harus bertanggung jawab,
setidaknya ketika aku tidak bisa membagi waktu antara bekerja dan kuliah,
mending putuskan untuk tidak bekerja saja.
kedua Dia menyadarkanku bahwa hidupku jauh lebih baik, dan aku harus mensyukurinya.
lewat kedua orang itu aku belajar pula banyak hal.
ya, memang belajar tidak harus dengan orang-orang yang memiliki level tinggi.
justru lewat orang2 seperti merekalah, aku mendapatkan sebuah pelajaran.
harjo.. dengan gaji 350 ribu per bulan, dia bekerja untuk menghidupi istrinya.
istrinya berada di temanggung, setiap satu minggu atau satu bulan sekali dia kembali ke temanggung untuk bertemu istrinya.
pernah suatu waktu dia menunjukkan foto istrinya, sungguh cantik dan dia mulai bercerita bagaimana dan kapan dia bertemu si tulang rusuk itu.
bagiku dia adalah lelaki tangguh,.
dia juga bertanggung jawab terhadap keluarganya.
aku ingat kala itu aku bercerita bahwa ada beras di kost dan ternyata sudah banyak kutunya gara2 dah lama ga dipake, dengan penuh pertimbangan aku buang beras itu.
tak disangka dia bilang "mbok dikasi ke aku aja mbak."
trenyuh banget, ak kaget.
padahal ak dah bilang beras itu banyak kutunya, bau pula, tapi dia bilang gak apa2.
OMG!
si wulan, beda lagi ma mas harjo.
dia menjadi tulang punggung keluarga dengan gaji yang sama, 350!
dia punya 3 adik, satu adik tiri. ibunya tidak bekerja, dan salah satu adiknya menderita penyakit langka yang aku tak tahu apa namanya.
wulan juga cerita bahwa untuk kesembuhan adiknya diperlukan biaya yang baik, beruntung Kedaulatan Rakyat memberikan santunan kala itu, dan tiap kali adiknya mondok, dia mendapat pelayanan gratis.
namun dia tidak pernah menangis, dia wanita yang tegar.
bahkan setiap kali ada tamu yang datang, dia pasti selalu memberikan senyum indahnya.
aku selalu berusaha memberikan kebahagiaan buat mereka, namun aku bukan Tuhan!
aku melakukan caraku, cara manusia.
setiap kali aku bawa bekal, aku pasti akan membawakan bekal untuk mereka pula.
setiap kali aku membeli sesuatu, aku pasti akan membaginya pada mereka semua.
kalau bisa membuat mereka senang, itu adalah kebahagiaan juga untukku.
sampai akhirnya aku kembali ke sana dan mendapati mas harjo juga wulan sudah tidak bekerja lagi.
tak ada kabar, namun ak berharap mereka menemukan kebahagiaan..
dari situlah aku belajar.
bahwa, kita tidak boleh menyia2kan sesuatu.
bahwa kita tidak boleh menghambur-hamburkan sesuatu,
karena banyak sekali orang diluar sana yang lebih membutuhkan.
Hidup ini berharga, semua yang diberikan Tuhan adalah cukup, bahkan lebih dari cukup.
lebih baik kita mensyukuri apa yang kita punya, itu jauh lebih baik dan membahagiakan. ^^
Tuhan memberkati..
Rabu, 02 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar