Kamis, 08 Juli 2010

untuk dia

Diposting oleh anggun via grasma di 7/08/2010 07:48:00 AM
aku ingat kala itu, aku hanya bisa terdiam.
terlihat sekali bagaimana dia marah.
sorot matanya menandakan dia benci.
bahkan jika bisa berteriak, mungkin dia akan berteriak.
apalagi ketika sang ibu memberikan kecupan untuknya.
aku tahu tangan kekar itu ingin memeluknya, dan mengatakan "tenang ibu, ada aku".
aku lihat ada airmata yang hendak menetes, namun dia tahan agar ibunya tidak bersedih.
berulang kali aku memergokinya sedang melamun.
matanya sayu, aku tahu dia sedang ada dalam sebuah lingkaran namun ingin keluar.
tiba-tiba aku ikut menangis, dan aku terduduk diam di balik sebuah pintu gerbang yang berdiri dengan kokohnya, aku hanya kecil dan tidak terlihat..
dalam hati aku memohon agar Tuhan membuat semua keadaan ini normal.
ini lebih gila dari yang aku bayangkan, lebih gila daripada yang aku hadapi!
sorot mata itu kembali kulihat saat dia menatap adik-adiknya.
seperti ingin membawa mereka pergi dan bahagia bersama.
namun belum bisa, waktunya belum tepat.

apa yang bisa aku lakukan?
membuatnya tertawa, meski hatinya terluka.
memeluknya, meski aku tahu pelukan itu tidak akan berarti apa-apa.
selalu ada, untuk mendengar keluh kesahnya.
andai aku pun bisa melakukan sesuatu untuknya dan untuknya..
namun belum waktuku..
aku kecewa dengan laki-laki yang membuat wanita-wanita itu menangis..
dan aku berharap semoga kecewa ini tidak berubah menjadi benci.
memohon kepada Tuhan semoga para lelaki itu menyadari sesuatu.
sesuatu yang amat berharga, yang selalu disakiti, dan akhirnya kembali.
untuk itulah biar Tuhan mengajariku dan mengajarinya, untuk mengasihi setiap orang yang membuat hati kami terluka..
bantu aku selalu Bapa.. :)

0 komentar:

Posting Komentar

 

after the rain Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos