tepat hari ini, sebenarnya inilah yang ditunggu-tunggu..
tentu karena aku tak bisa membiarkan beliau tersiksa..
hanya tinggal raga, namun tak ada jiwa..
menunggu hari yang katanya adalah tepat itu terasa lama
tapi kemudian aku tau bahwa semua adalah rencanaNya..
ya, tepat hari ini ibu dari ayahku meninggalkan dunianya..
beliau yang aku panggil simbah, beliau yang menurunkan darahnya untukku, darah yang sama darinya..
ya, beliau yang memang simbahku meski sejak kecil mungkin tak pernah sekali pun aku ditimang olehnya..
aku memang "seperti" tidak punya simbah..
eyang dari mamaku pun seperti bukan eyang, karena aku tau dalam tubuh ini bukanlah darahnya..
simbah dari papa, aku juga tak pernah berjumpa, hanya masa kecilku saja..
apalagi dengan simbah dari ibuku, aku sama sekali tidak tau..
tapi kali ini adalah ibu ayahku.. pasangan simbah kakung, simbah yang memang seharusnya simbahku..
beliau akhirnya menghembuskan nafas tepat pada siang hari, hari ini..
besok, selamanya aku tak akan pernah bertemu lagi dengannya..
tepat pukul satu, jenazahnya akan dikebumikan..
aku tau bahwa Tuhan Yesus sudah mengampuni segala dosa dan kesalahan beliau, dan beliau akan tenang disisiNya..
sekalipun aku tak pernah seperti cucunya, atau beliau tak pernah seperti simbahku..
aku tetap mengasihinya..
I LOVE U simbahku..
selamat jalan mbah putri DonoYoso..
tenang di sana bersama Bapa, restu darimu untukku.. :)
Selasa, 22 Februari 2011
Rabu, 16 Februari 2011
3 hati 2 dunia 1 cinta = saya!!!!
sudah lama saya memang ingin menonton film yang satu ini..
3 hati, 2 dunia, 1 cinta.. :)
tentu karena film ini merepresentasikan kehidupan saya, tentang sebuah "cinta"..
saya pernah menjalin hubungan dengan seseorang yang berbeda.. kalau mau melihat history saya, saya memang tumbuh dalam keluarga nasrani, tapi sebenarnya asalnya saya adalah muslim. mama papa saya nasrani, ayah ibu saya muslim, begitu pula sodara saya yang lain, hanya saya dan kakak laki-laki saya yang nasrani.. dan saya bangga menjadi nasrani.. saya bersyukur :)
film ini menampar saya, semua yang ada dalam film ini semuanya sama persis!
tapi sebelum semua terlambat, saya memilih mengakhirinya..
saya tidak mau mengorbankan Tuhan Yesus untuknya, saya juga tidak mau membuat dia mengalahkan Allahnya demi saya yang hanya manusia berdosa ini.. saya juga tidak mau mengorbankan perasaan orang-orang di sekitar saya hanya untuk kebahagiaan kami. seperti kata-kata dalam film ini "untuk apa kita bahagia, kalau orang-orang di sekitar kita menangis"..
memiliki pasangan yang sama saja terasa sulit, akan selalu terdapat kerikil di dalamnya, apalagi harus berbeda..
pada akhirnya, memang ending cerita ini sama dengan ending kisah saya..
ya, saya memutuskan untuk cukup berteman saja, dan saya akan mencari pasangan yang sama, pasangan yang terbaik dari Tuhan untuk saya, dan saya akan selalu berdoa agar ia juga mendapat yang terbaik. :)
sama dengan film ini yang menceritakan bahwa mereka pada akhirnya hanya berteman, dan hidup bahagia dengan pasangan masing-masing.
saya tentu juga berharap akan seperti itu kelak.. "bahagia dengan pasangan masing-masing.." :)
saya akui film ini berani,. di tengah-tengah perbedaan yang terlalu mencolok di Indonesia, film ini mengangkat realitas sosial hidup ini..
saya suka film ini, love it! tapi saya tetap tidak suka dengan kata-kata, "kita jalani saja dulu", "kita lihat saja nanti", hm.. wanita selalu butuh kepastian.. kalau kau tak bisa memberikannya, jangan mengharapkan lebih untuk apa pun.. :)
3 hati, 2 dunia, 1 cinta.. :)
tentu karena film ini merepresentasikan kehidupan saya, tentang sebuah "cinta"..
saya pernah menjalin hubungan dengan seseorang yang berbeda.. kalau mau melihat history saya, saya memang tumbuh dalam keluarga nasrani, tapi sebenarnya asalnya saya adalah muslim. mama papa saya nasrani, ayah ibu saya muslim, begitu pula sodara saya yang lain, hanya saya dan kakak laki-laki saya yang nasrani.. dan saya bangga menjadi nasrani.. saya bersyukur :)
film ini menampar saya, semua yang ada dalam film ini semuanya sama persis!
tapi sebelum semua terlambat, saya memilih mengakhirinya..
saya tidak mau mengorbankan Tuhan Yesus untuknya, saya juga tidak mau membuat dia mengalahkan Allahnya demi saya yang hanya manusia berdosa ini.. saya juga tidak mau mengorbankan perasaan orang-orang di sekitar saya hanya untuk kebahagiaan kami. seperti kata-kata dalam film ini "untuk apa kita bahagia, kalau orang-orang di sekitar kita menangis"..
memiliki pasangan yang sama saja terasa sulit, akan selalu terdapat kerikil di dalamnya, apalagi harus berbeda..
pada akhirnya, memang ending cerita ini sama dengan ending kisah saya..
ya, saya memutuskan untuk cukup berteman saja, dan saya akan mencari pasangan yang sama, pasangan yang terbaik dari Tuhan untuk saya, dan saya akan selalu berdoa agar ia juga mendapat yang terbaik. :)
sama dengan film ini yang menceritakan bahwa mereka pada akhirnya hanya berteman, dan hidup bahagia dengan pasangan masing-masing.
saya tentu juga berharap akan seperti itu kelak.. "bahagia dengan pasangan masing-masing.." :)
saya akui film ini berani,. di tengah-tengah perbedaan yang terlalu mencolok di Indonesia, film ini mengangkat realitas sosial hidup ini..
saya suka film ini, love it! tapi saya tetap tidak suka dengan kata-kata, "kita jalani saja dulu", "kita lihat saja nanti", hm.. wanita selalu butuh kepastian.. kalau kau tak bisa memberikannya, jangan mengharapkan lebih untuk apa pun.. :)
Selasa, 15 Februari 2011
kata tajam salah sasaran
malam ini aku melukai sahabatku..
jahatnya aku, padahal selalu kukatakan betapa aku sangat mengasihinya..
tapi pada kenyataannya, kasih yang selalu aku ucap adalah nol besar!
aku melukainya, dengan kata-kata tak jelas.. yang keluar dengan sendirinya..
dengan kata-kata yang berbeda 180 derajat dengan hatiku..
dengan kata-kata yang memang bukan untuknya..
namun dia sakit, karena mengira semua benar untuknya..
seperti mengirimkan surat yang salah alamat..
aku bingung, dan takut karena aku tau jika pikirannya adalah seperti itu, maka tentu sakit luar biasa..
ya begitu jahatnya aku, melukai sahabatku sendiri dengan kata-kata yang adalah untuk orang lain..
aku memang kecewa padanya, tapi aku tak ingin menyakitinya..
maaf untuk itu..
tapi sekarang aku belajar, bahwa segala sesuatunya memang harus dipikirkan lebih dahulu, daripada harus menyakiti orang lain, bahkan sahabatmu.. pengalaman membuatmu belajar, dan orang bodoh akan selalu mengulangi kesalahannya, tapi aku tidak ingin selalu jadi orang bodoh, ak mau belajar untuk menjadi pintar.. kata-kata yang seharusnya bukan untuknya, sekalipun itu hanya persepsinya bahkan ketika dia menduga-duga saja, itu sudah membuatnya sakit.. sekali lagi maaf, semua hanya salah paham, dan aku salah sasaran!! :(
jahatnya aku, padahal selalu kukatakan betapa aku sangat mengasihinya..
tapi pada kenyataannya, kasih yang selalu aku ucap adalah nol besar!
aku melukainya, dengan kata-kata tak jelas.. yang keluar dengan sendirinya..
dengan kata-kata yang berbeda 180 derajat dengan hatiku..
dengan kata-kata yang memang bukan untuknya..
namun dia sakit, karena mengira semua benar untuknya..
seperti mengirimkan surat yang salah alamat..
aku bingung, dan takut karena aku tau jika pikirannya adalah seperti itu, maka tentu sakit luar biasa..
ya begitu jahatnya aku, melukai sahabatku sendiri dengan kata-kata yang adalah untuk orang lain..
aku memang kecewa padanya, tapi aku tak ingin menyakitinya..
maaf untuk itu..
tapi sekarang aku belajar, bahwa segala sesuatunya memang harus dipikirkan lebih dahulu, daripada harus menyakiti orang lain, bahkan sahabatmu.. pengalaman membuatmu belajar, dan orang bodoh akan selalu mengulangi kesalahannya, tapi aku tidak ingin selalu jadi orang bodoh, ak mau belajar untuk menjadi pintar.. kata-kata yang seharusnya bukan untuknya, sekalipun itu hanya persepsinya bahkan ketika dia menduga-duga saja, itu sudah membuatnya sakit.. sekali lagi maaf, semua hanya salah paham, dan aku salah sasaran!! :(
Kamis, 10 Februari 2011
satu nama ...
satu nama yang pernah mengisi hari-hariku..
satu nama yang pernah membuatku menangis sedih, sakit, terharu, bahagia, dan tertawa, tersenyum..
satu nama yang pernah mengajakku menjalani hari-hari, melalui bersama, berjuang bersama, dan aku pun dulu pernah berjuang untuknya. selalu mengalah saat tangan itu hendak melukaiku, masih teringat dengan jelas bagaimana kasarnya ia, namun berubah 180 derajat entah karena apa. dia terasa begitu lembut, dan sangat mengerti aku. aku yang labil, aku yang sering bad mood, aku yang aneh, aku yang tidak mau diganggu, aku yang sering ingin sendiri, aku yang terlalu banyak maunya, aku yang seperti anak kecil, aku yang memiliki segudang kekurangan dan sedikit kebaikan.. aku yang apa adanya aku..kini, ia yang berjuang untukku dan selalu mengalah.. terima kasih untuk itu..
aku selalu mengelak jika dihadapkan pada satu nama itu..
bukan karena kini tak ada rasa untuknya, tapi memang karena aku tak ingin selalu dikaitkan dengannya..
amarah, juga sakit hati selalu datang kala seseorang menghubungkan aku dengannya..
tapi tentu bukan salah mereka karena aku dan dia yang masih sering bersama
tapi apakah salah apabila kami bersama sekalipun segalanya sudah berbeda?
tentu mereka semua tidak tau apa yang kami rasa..
kami dari awal yang ingin menjalani semua tidak hanya untuk main-main, tapi dihadapkan pada dilema antara rasa dan sebuah keyakinan, kami ingin bersama, tapi apabila harus menjadikannya sama.. tentu kami tidak bisa. aku terlalu mengasihi Tuhanku, dan aku menghargainya yang juga mengasihi Tuhannya.. sebutan kami memang berbeda, sekalipun Tuhan adalah satu..
maka dari itu, aku melepaskannya.. dan tentu itulah yang membuat kami berbeda.. hanya saja kami memang masih terlihat bersama, karena kami memiliki pengalaman pada orang tua yang sama, pada ayah yang sama, ayah yang bisa aku katakan bejat! ayah yang membuat kami sedih, kami bersama bukan untuk memadu cinta, kami tau kapasitas kami, dan kami tau takdir kami. namun, kami bersama untuk saling menguatkan, kami bersama untuk saling menyemangati..
bagiku ia kakak, ia teman terdekat, ia tau baik buruknya aku..
Jadi aku tidak terlalu respect dengan pertanyaan orang-orang disekitarku, entah itu orang tua, sahabat, atau teman-temanku bagaimana hubunganku dengan dia. Atau segala hal yang selalu berhubungan dengan dia..
Tolong, lihatlah betapa aku mengasihinya sebagai kakakku. Aku tak ingin selalu berada dalam bayangannya. Derap langkahku dan ia adalah beda, dan kami hanya teman biasa.. Aku jengah mendengar pertanyaan atau pernyataan yang selalu mengaitkan aku dengannya. Kalau sampai sekarang kami masih saling mendukung, tentu kami memiliki alasan. Bagiku, ia adalah orang terdekat yang selalu bisa kuandalkan, setidaknya aku butuh orang untuk mendengar ceritaku, selain aku bercerita padaNYA, dan juga menceritakan hidup ini dalam sebuah tulisan. Bahkan ibuku berterima kasih padanya yang menemani aku saat aku terpuruk karena ulah ayahku..
satu nama yang memang akan selalu ada di hati, sebagai seseorang yang tidak ingin aku lupakan segala kenangannya, meski rasa itu kini sudah tak ada... aku mengasihinya, dan aku akan selalu mengasihinya, bukan menyayanginya..
satu nama yang pernah membuatku menangis sedih, sakit, terharu, bahagia, dan tertawa, tersenyum..
satu nama yang pernah mengajakku menjalani hari-hari, melalui bersama, berjuang bersama, dan aku pun dulu pernah berjuang untuknya. selalu mengalah saat tangan itu hendak melukaiku, masih teringat dengan jelas bagaimana kasarnya ia, namun berubah 180 derajat entah karena apa. dia terasa begitu lembut, dan sangat mengerti aku. aku yang labil, aku yang sering bad mood, aku yang aneh, aku yang tidak mau diganggu, aku yang sering ingin sendiri, aku yang terlalu banyak maunya, aku yang seperti anak kecil, aku yang memiliki segudang kekurangan dan sedikit kebaikan.. aku yang apa adanya aku..kini, ia yang berjuang untukku dan selalu mengalah.. terima kasih untuk itu..
aku selalu mengelak jika dihadapkan pada satu nama itu..
bukan karena kini tak ada rasa untuknya, tapi memang karena aku tak ingin selalu dikaitkan dengannya..
amarah, juga sakit hati selalu datang kala seseorang menghubungkan aku dengannya..
tapi tentu bukan salah mereka karena aku dan dia yang masih sering bersama
tapi apakah salah apabila kami bersama sekalipun segalanya sudah berbeda?
tentu mereka semua tidak tau apa yang kami rasa..
kami dari awal yang ingin menjalani semua tidak hanya untuk main-main, tapi dihadapkan pada dilema antara rasa dan sebuah keyakinan, kami ingin bersama, tapi apabila harus menjadikannya sama.. tentu kami tidak bisa. aku terlalu mengasihi Tuhanku, dan aku menghargainya yang juga mengasihi Tuhannya.. sebutan kami memang berbeda, sekalipun Tuhan adalah satu..
maka dari itu, aku melepaskannya.. dan tentu itulah yang membuat kami berbeda.. hanya saja kami memang masih terlihat bersama, karena kami memiliki pengalaman pada orang tua yang sama, pada ayah yang sama, ayah yang bisa aku katakan bejat! ayah yang membuat kami sedih, kami bersama bukan untuk memadu cinta, kami tau kapasitas kami, dan kami tau takdir kami. namun, kami bersama untuk saling menguatkan, kami bersama untuk saling menyemangati..
bagiku ia kakak, ia teman terdekat, ia tau baik buruknya aku..
Jadi aku tidak terlalu respect dengan pertanyaan orang-orang disekitarku, entah itu orang tua, sahabat, atau teman-temanku bagaimana hubunganku dengan dia. Atau segala hal yang selalu berhubungan dengan dia..
Tolong, lihatlah betapa aku mengasihinya sebagai kakakku. Aku tak ingin selalu berada dalam bayangannya. Derap langkahku dan ia adalah beda, dan kami hanya teman biasa.. Aku jengah mendengar pertanyaan atau pernyataan yang selalu mengaitkan aku dengannya. Kalau sampai sekarang kami masih saling mendukung, tentu kami memiliki alasan. Bagiku, ia adalah orang terdekat yang selalu bisa kuandalkan, setidaknya aku butuh orang untuk mendengar ceritaku, selain aku bercerita padaNYA, dan juga menceritakan hidup ini dalam sebuah tulisan. Bahkan ibuku berterima kasih padanya yang menemani aku saat aku terpuruk karena ulah ayahku..
satu nama yang memang akan selalu ada di hati, sebagai seseorang yang tidak ingin aku lupakan segala kenangannya, meski rasa itu kini sudah tak ada... aku mengasihinya, dan aku akan selalu mengasihinya, bukan menyayanginya..
Rabu, 09 Februari 2011
B.E.R.O.N.D.O.N.G
tiba-tiba memang pikiran tak jelas mengganggu benakku
pikiran yang membuatku geli, dan pasti akan terasa lucu karena aku belum pernah melakukannya..
ups.. dan aku lupa, ternyata dulu memang pernah aku lakukan, sekalipun hanya sekedar "dekat"..^o^
ya, kali ini tentang B-E-R-O-N-D-O-N-G..!!! (wahahaha, berasa tuaaa)
dulu memang aku pernah dekat dengan adik kelas, jelas-jelas adik kelas.. lucu memang kalo dipikir, seperti aku yang tidak tau diri dekat dengan yang lebih kecil, tapi bukan semacam "phedophilia" loh ya.. :p
karena laki-laki "kecil" itu yang mendekatikuu, mendekati aku yang juga jelas-jelas kakak kelasnya! wah, macam mana berani betul diaaaa duluu.. (-_-")
Kemudian kemarin tanpa sengaja terpikir "gimana ya rasanya menjalin hubungan dengan seseorang yang lebih muda?", bisa ketawa sendiri kalo mengingatnya..
Pikiran itu dimulai dari lalu lalangnya orang-orang di JEC waktu aku lagi mengumpulkan pundi-pundi uang..
Mereka semua bergandengan tangan, berkelompok, dan saya menebak kalo mereka masih SMA, ya kalo tidak mungkin mahasiswa semester 2 atau 4 atau mungkin 6.. sedangkan saya adalah mahasiswi semester 8! semester 8 lohh, dan itu "tua"..
Whua, masih senyum-senyum sendiri kalo ngebayangin jika hal tersebut benar-benar terjadi, main, jalan kemana-mana dengan cowok yang jelas-jelas lebih muda.. giliran ditanya sama temennya, "loh cewekmu ya?", "iya", "angkatan berapa?", "2007", wuahahahaha, pasti bakal malu berat..
aahhh pagi yang ngaco memikirkan berondong, dari dulu memang saya tak terlalu tertarik.. saya lebih interest sama lelaki yang lebih tua.. ya, beda 2-3 tahun boleh lah untuk menjadi calon pendamping hidup karena aku berpikir mereka pasti akan lebih dewasa..
tapi tentu kita tak pernah tau apa yang akan terjadi ke depan, dengan siapa Tuhan akan ijinkan aku menjalani hidup, calon pendampingku tentu bisa lebih muda, seumuran, atau bahkan lebih tua, tapi pasti yang terbaik.. :)
Tingkat kematangan dan kedewasaan laki-laki tentu tidak diukur dari berapa usia mereka, tapi lewat pengalaman hidup mereka akan bertumbuh.. dan aku berharap bertumbuh di dalam Tuhan..
uooh, pagi yang ngaco, mari bangun dari tidur, tidak boleh bermimpi aneh, apalagi mimpi tentang berondong! xixixi, mari bersiap makaryoo.. Jesus bless.. :)
pikiran yang membuatku geli, dan pasti akan terasa lucu karena aku belum pernah melakukannya..
ups.. dan aku lupa, ternyata dulu memang pernah aku lakukan, sekalipun hanya sekedar "dekat"..^o^
ya, kali ini tentang B-E-R-O-N-D-O-N-G..!!! (wahahaha, berasa tuaaa)
dulu memang aku pernah dekat dengan adik kelas, jelas-jelas adik kelas.. lucu memang kalo dipikir, seperti aku yang tidak tau diri dekat dengan yang lebih kecil, tapi bukan semacam "phedophilia" loh ya.. :p
karena laki-laki "kecil" itu yang mendekatikuu, mendekati aku yang juga jelas-jelas kakak kelasnya! wah, macam mana berani betul diaaaa duluu.. (-_-")
Kemudian kemarin tanpa sengaja terpikir "gimana ya rasanya menjalin hubungan dengan seseorang yang lebih muda?", bisa ketawa sendiri kalo mengingatnya..
Pikiran itu dimulai dari lalu lalangnya orang-orang di JEC waktu aku lagi mengumpulkan pundi-pundi uang..
Mereka semua bergandengan tangan, berkelompok, dan saya menebak kalo mereka masih SMA, ya kalo tidak mungkin mahasiswa semester 2 atau 4 atau mungkin 6.. sedangkan saya adalah mahasiswi semester 8! semester 8 lohh, dan itu "tua"..
Whua, masih senyum-senyum sendiri kalo ngebayangin jika hal tersebut benar-benar terjadi, main, jalan kemana-mana dengan cowok yang jelas-jelas lebih muda.. giliran ditanya sama temennya, "loh cewekmu ya?", "iya", "angkatan berapa?", "2007", wuahahahaha, pasti bakal malu berat..
aahhh pagi yang ngaco memikirkan berondong, dari dulu memang saya tak terlalu tertarik.. saya lebih interest sama lelaki yang lebih tua.. ya, beda 2-3 tahun boleh lah untuk menjadi calon pendamping hidup karena aku berpikir mereka pasti akan lebih dewasa..
tapi tentu kita tak pernah tau apa yang akan terjadi ke depan, dengan siapa Tuhan akan ijinkan aku menjalani hidup, calon pendampingku tentu bisa lebih muda, seumuran, atau bahkan lebih tua, tapi pasti yang terbaik.. :)
Tingkat kematangan dan kedewasaan laki-laki tentu tidak diukur dari berapa usia mereka, tapi lewat pengalaman hidup mereka akan bertumbuh.. dan aku berharap bertumbuh di dalam Tuhan..
uooh, pagi yang ngaco, mari bangun dari tidur, tidak boleh bermimpi aneh, apalagi mimpi tentang berondong! xixixi, mari bersiap makaryoo.. Jesus bless.. :)
Langganan:
Postingan (Atom)