Kamis, 10 Februari 2011

satu nama ...

Diposting oleh anggun via grasma di 2/10/2011 11:53:00 PM
satu nama yang pernah mengisi hari-hariku..
satu nama yang pernah membuatku menangis sedih, sakit, terharu, bahagia, dan tertawa, tersenyum..
satu nama yang pernah mengajakku menjalani hari-hari, melalui bersama, berjuang bersama, dan aku pun dulu pernah berjuang untuknya. selalu mengalah saat tangan itu hendak melukaiku, masih teringat dengan jelas bagaimana kasarnya ia, namun berubah 180 derajat entah karena apa. dia terasa begitu lembut, dan sangat mengerti aku. aku yang labil, aku yang sering bad mood, aku yang aneh, aku yang tidak mau diganggu, aku yang sering ingin sendiri, aku yang terlalu banyak maunya, aku yang seperti anak kecil, aku yang memiliki segudang kekurangan dan sedikit kebaikan.. aku yang apa adanya aku..kini, ia yang berjuang untukku dan selalu mengalah.. terima kasih untuk itu..

aku selalu mengelak jika dihadapkan pada satu nama itu..
bukan karena kini tak ada rasa untuknya, tapi memang karena aku tak ingin selalu dikaitkan dengannya..
amarah, juga sakit hati selalu datang kala seseorang menghubungkan aku dengannya..
tapi tentu bukan salah mereka karena aku dan dia yang masih sering bersama
tapi apakah salah apabila kami bersama sekalipun segalanya sudah berbeda?
tentu mereka semua tidak tau apa yang kami rasa..
kami dari awal yang ingin menjalani semua tidak hanya untuk main-main, tapi dihadapkan pada dilema antara rasa dan sebuah keyakinan, kami ingin bersama, tapi apabila harus menjadikannya sama.. tentu kami tidak bisa. aku terlalu mengasihi Tuhanku, dan aku menghargainya yang juga mengasihi Tuhannya.. sebutan kami memang berbeda, sekalipun Tuhan adalah satu..
maka dari itu, aku melepaskannya.. dan tentu itulah yang membuat kami berbeda.. hanya saja kami memang masih terlihat bersama, karena kami memiliki pengalaman pada orang tua yang sama, pada ayah yang sama, ayah yang bisa aku katakan bejat! ayah yang membuat kami sedih, kami bersama bukan untuk memadu cinta, kami tau kapasitas kami, dan kami tau takdir kami. namun, kami bersama untuk saling menguatkan, kami bersama untuk saling menyemangati..
bagiku ia kakak, ia teman terdekat, ia tau baik buruknya aku..
Jadi aku tidak terlalu respect dengan pertanyaan orang-orang disekitarku, entah itu orang tua, sahabat, atau teman-temanku bagaimana hubunganku dengan dia. Atau segala hal yang selalu berhubungan dengan dia..
Tolong, lihatlah betapa aku mengasihinya sebagai kakakku. Aku tak ingin selalu berada dalam bayangannya. Derap langkahku dan ia adalah beda, dan kami hanya teman biasa.. Aku jengah mendengar pertanyaan atau pernyataan yang selalu mengaitkan aku dengannya. Kalau sampai sekarang kami masih saling mendukung, tentu kami memiliki alasan. Bagiku, ia adalah orang terdekat yang selalu bisa kuandalkan, setidaknya aku butuh orang untuk mendengar ceritaku, selain aku bercerita padaNYA, dan juga menceritakan hidup ini dalam sebuah tulisan. Bahkan ibuku berterima kasih padanya yang menemani aku saat aku terpuruk karena ulah ayahku..

satu nama yang memang akan selalu ada di hati, sebagai seseorang yang tidak ingin aku lupakan segala kenangannya, meski rasa itu kini sudah tak ada... aku mengasihinya, dan aku akan selalu mengasihinya, bukan menyayanginya..

0 komentar:

Posting Komentar

 

after the rain Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos