Rabu, 08 Februari 2012

bahagia?

Diposting oleh anggun via grasma di 2/08/2012 06:00:00 PM 0 komentar
kenapa judul di atas harus di akhiri dengan sebuah tanda tanya.
yaaa.. itu karena saya sedang bertanya.

dulu, seorang sahabat pernah bertanya pada saya tentang apa itu bahagia.
menurut saya, bahagia itu adalah bersyukur. dan bahagia tak pernah bisa diukur.
bagi saya, ketika kita bersyukur dengan segala sesuatu yang diberikan Tuhan, maka itu bisa membuat kita bahagia. sebenarnya tidak memiliki apapun, tapi terasa memiliki segalanya..
bahkan lewat setiap masalah, kita bisa menemukan bahagia itu.
pada intinya sih tetap, tentang bersyukur.

dan kenapa saya harus membahas ini dalam blog pribadi saya?
ini dikarenakan status seorang kakak. tidak ada sangkut pautnya dengan "bahagia" sih.
justru dia sedang membahas tentang menikah, kurang lebih seperti ini statusnya :
"banyak orang yg menunda menikah krn alasan blm punya pekerjaan tetap, rumah, isi rumah, mobil dll. Pdhl makin bertambh umur makin bnyk pertimbangan. Jangan Takut menikah!!! Luruskan niat menikah krn Allah dan segerakan. sepanjang kita sll berusaha, Allah pasti mencukupkan rezeki kita dan keluarga. Justru dgn menikah pintu rezeki akn lbh terbuka. aminn...."

kemudian saya mengomentarinya seperti ini :
"kalau akuuw bukan karena takut, tp karena masih banyak mimpi yang belum digapai dan diwujud nyatakan, salah satunya membuat keluarga bahagia dan bangga. itu lebih penting daripada menikah. hoshh.. semangat mas! :*"

dan kemudian kakak saya membalas :
"klo orang tua akan bahagia jk kita menikah pdhl qta blm mau nikah piye jal?"

saya balas lagi :
"sayangnya kebahagiaan orang tua ku yang adalah orang tua kita bukan soal menikah.. tapi kalau kebahagiaan orang tua adalah jika kita menikah sementara aku belum mau menikah, pasti aku akan memilih menikah agar mereka bahagia.

komentar-komentar tersebut menggelitik saya secara perlahan.
saat itu saya sudah sadar bahwa definisi kami tentang bahagia sudah berbeda..
saya bersyukur dengan hidup saya, hidup yang sangat berwarna ketika saya terlahir ke dunia.
hidup yang memberi banyak sekali pelajaran berharga dalam hidup saya..
hidup yang akhirnya membuat saya menjadi pribadi yang seperti ini, dengan segala prinsip dan tujuannya..
saya memang bersyukur dengan apa yang sudah Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup saya.
saya juga bersyukur dengan segala berkat dan anugerah yang Tuhan limpahkan..
dan saya bisa tegaskan, saya bahagia untuk itu semua! :)
tapi benar saja, kebahagiaan orang lain itu berbeda. ia tak bisa diukur, itu sebabnya ia berbeda.
ada orang yang akan merasa bahagia ketika dia memiliki segalanya (materi berlimpah), ada yang akan merasa bahagia ketika mimpinya terwujud, ada yang akan merasa bahagia ketika hidupnya lurus-lurus saja, ada yang merasa bahagia ketika dia dihormati semua orang, ada yang merasa bahagia ketika dia bisa mendapatkan segala hal yang diinginkannya, dan masih banyak lagi "ada yang akan merasa bahagia ketika" lainnya...

saya tarik kesimpulan, kebahagiaan kakak saya adalah menikah bersama wanita pilihannya...
apalagi dengan segala rencana hidup mereka ke depan, yang menurut saya baik tapi kok terlihat sedikit bagaimana gitu ya. kayak yang dipikir hanya "keluarga kecil" mereka. padahal banyak permasalahan pelik di dalam keluarga yang lebih penting dan harus diselesaikan.. hahaaaa... ah, sudahlah..
saya sebagai adik tentu harus ikut merasa bahagia ketika kakak saya juga bahagia.. :)

lalu.. kebahagiaan ibu saya?
beliau selalu bilang kalau dalam keluarga kami, semua saudara harus akur, saling bahu membahu, saling menguatkan, tidak boleh tercerai berai.. kebahagiaannya yang lain juga adalah agar kami menemukan pasangan hidup kami yang mencintai kami dengan tulus dan gemati.. kemudian dia bercerita panjang lebar tentang masa depan saat dia berkunjung ke keluarga kakak, adik, dan keluarga saya tentunya. :)
itu yang selalu ibu bilang, dengan tatapan penuh harapnya, dan suaranya yang agak parau..
dan dalam tatap serta suara itu, ada kebahagiaan lain yang tak pernah dia ucap..
sebenarnya saya yakin pasti bagi beliau cukup dengan memiliki kami itu membuatnya bahagia..
tapi sungguh, saya menyadari ada hal lainnya yang dia simpan tentang sebuah "bahagia"
saya mencintai ibu saya. terlebih saya memiliki dua tidak hanya satu ibu.
begitu pula ayah, saya punya dua pasang orang tua. dan saya mencintai mereka.
tujuan hidup saya? salah satunya tentu membuat mereka bahagia. tidak tau caranya, saya sedang berjuang untuk itu.
bahkan ketika kebahagiaan saya menjadi taruhan untuk kebahagiaan mereka, saya rela.
bahagia itu juga adalah ketika bisa membahagiakan orang yang kita sayang bukan?
melihatnya bahagia, kita pasti juga akan merasakan hal yang sama yaitu bahagia.
setiap orang memiliki ukuran kebahagiaannya sendiri-sendiri..
saya juga sedang berjuang kok, dan selamat berjuang semua saudara untuk tiap kebahagiaan kalian.
satu lagi bahagia saya, memiliki kalian di dalam hidup saya..
saya rasa, bahagia itu sederhana.. :)



Kamis, 02 Februari 2012

happy blessed day dear :))

Diposting oleh anggun via grasma di 2/02/2012 08:07:00 AM 2 komentar
tak terasa, sudah 16 tahun berlalu.. yak! tepat tanggal 1 Februari 2012 kemarin,
keponakanku "Yesema Osita Mori" merayakan hari jadinya..

waktu terasa berjalan begitu cepat..
padahal sepertinya, baru kemarin aku melihatnya belajar berjalan, dengan dua gigi kelincinya, pipi gembulnya, kulit hitam manisnya, lincah ke sana kemari, menggendong beberapa anjing piaraannya..
kini, melihatnya tumbuh dewasa seakan tak percaya..
aku selalu merasa seperti ibunya sendiri ketika melihatnya bertumbuh, mungkin karena dulu dia pernah dititipkan di rumah dan tinggal bersamaku untuk kurun waktu yang cukup lama..
kadang aku iba padanya, dia pernah berceletuk ingin sekali tinggal bersama dalam satu atap bersama keluarganya, tapi keadaan tak memungkinkan waktu itu, bahkan sampai sekarang..
dari Sita kecil, dia tinggal bersama simbah dari ayahnya di Parakan, Temanggung. Waktu itu ibunya (mbak Yuli) masih menyelesaikan study nya di Semarang. Ayahnya (mas Mintono) sempat beberapa kali dipindah tugaskan di Papua, dan Kalimantan..
hingga akhirnya Sita dipindahkan ke Klaten ketika duduk di bangku kelas 1 SD, tinggal bersamaku dan papa mama yang adalah eyangnya. Ibunya bersama adik kecilnya Sita (Akaru Okata Mori "Kaka") yang baru saja lahir, waktu itu sudah pindah ke Solo, bekerja di sana. Sedangkan ayahnya melanjutkan pendidikannya untuk mengambil spesialis dan juga harus bekerja sehingga harus bolak balik dari Jogja-Temanggung-Solo. Rumah mungil tipe 21 mereka yang berada di Klaten tidak dipakai, sehingga dipinjamkan ke saudara yang lain untuk ditempati.
Kalau tidak salah, kelas 4 SD akhirnya Sita bisa berkumpul bersama ayah dan ibunya di Klaten. Ibunya resign dari pekerjaannya di Solo, dan membuka praktek sendiri di rumah. Sedangkan ayahnya tetap berpetualang dengan rute yang agak berbeda Jogja-Temanggung-Klaten. Hanya setiap weekend saja dia pasti pulang ke Klaten. Hingga akhirnya Sita sudah menjadi anak SMP. Keadaan berubah, Sita ikut ayahnya ke Temanggung karena ayahnya kini bertugas di sana, sementara adiknya, si Kaka dan ibunya tetap tinggal di Klaten karena ada tanggung jawab di sana. Itulah kenapa aku sering tidur di sana, menemani ibu mereka ketika harus ada pasien atau ibu-ibu yang hendak melahirkan.
Kemudian Sita beranjak SMA, Sita disekolahkan di Jogja. Hal itu harus membuatnya berpisah lagi dengan keluarganya. aku benar-benar tau kerinduannya untuk bisa berkumpul dalam satu atap bersama ayah ibu dan adiknya, tanpa harus berpindah-pindah. tapi itulah yang dinamakan perjuangan, dan hidup. :)
dan yaaa, beginilah keadaannya sekarang. Tempat praktek di Klaten sudah semakin berkembang. Mbak Yuli sudah memiliki beberapa karyawan, belum lagi beberapa mahasiswa yang magang atau praktek di sana. Mas Mintono tetap bertugas di Parakan, Temanggung di RS Ngesti Waluyo. Sita bersekolah di Bopkri 2 Jogja. dan Kaka, bersekolah di Temanggung. Pada tahun 2011 yang lalu, mbak Yuli pindah tugas ke puskesmas Temanggung dan tempat prakteknya dipercayakan pada saudara dan pegawainya. Ia juga harus berpetualang Jogja-Temanggung karena harus mengajar di Jogja. Mas Mintono, Mbak Yuli, dan wuk Kaka tinggal di Temanggung, sementara wuk Sita masih merampungkan study di Jogja. Setiap weekend mereka pasti akan pulang ke Klaten.
Aku rasa, kini keadaan sudah berangsur membaik. sekalipun mereka tidak bisa benar-benar tinggal dalam satu atap yang sama karena waktu yang harus terus berjalan. bayangkan saja, tidak terasa beberapa tahun lagi Sita sudah menjadi mahasiswa. Kaka juga akan beranjak besar, kemudian memakai seragam putih biru. Dulu, dengan penuh perjuangan mereka membeli rumah tipe 21, sekarang mereka menuai tiap perjuangan itu, semua jadi terasa mudah. Tidak hanya dalam satu keluarga, seseorang juga pasti punya kelebihan dan kekurangan. punya kekuatan dan kelemahan.
Keluarga kecil ini kini berbahagia karena Tuhan selalu berikan cukup bahkan berlimpah dari segi materi, namun ada kekurangan dimana dari setiap anggotanya memiliki kerinduan untuk bisa tinggal bersama dalam setiap hari-hari mereka. yaa, inilah kehidupan! Ada baik ada buruk, ada lebih ada kurang..  :)

Selamat ulang tahun ponakanku tersayang..
segala yang terbaik selalu tante harap ada padamu. tidak apa belum bisa tinggal dengan utuh bersama papa, mama, dan adik. tapi tidakkah kau lihat dan rasa, ada begitu banyak cinta dan kasih sayang tercurah untukmu? tidak hanya dari keluarga intimu, tapi juga dari eyang, simbah, bude, pakde, tante, om, dan masih banyak lagi saudara yang lainnya. bertumbuhlah dengan baik di dalam Tuhan. menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa itu pilihan. untuk setiap cita dan cinta, tante doakan yang terbaik.. jangan lupa untuk mengucap syukur kepada Tuhan atas segala berkat dan karunia yang Dia limpahkan. jadilah kebanggaan orang tua sayang. :)
aku sangat menyayangimu, dan ingin melihatmu bahagia selalu.
baju yang dipakai itu kado dari saya yang harusnya adalah dress --"


with love, your auntiiii..
-anggun-
 

after the rain Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos