Rabu, 30 Mei 2012

intuition

Diposting oleh anggun via grasma di 5/30/2012 01:04:00 PM 0 komentar
Do you believe about bad intuition/instinct? I do. I believe, God give us code through the uncomfortable feeling...


saya mungkin termasuk salah satu orang yang sering melontarkan pertanyaan "kenapa" kepada Tuhan.
juga untuk hal yang satu ini, saya pun bertanya padanya "kenapa"?
saya bukan tipe orang yang percaya pada sebuah kebetulan, saya selalu yakin bahwa apapun yang boleh terjadi adalah sudah rencana dari yang Maha Kuasa..
bahkan untuk sebuah pikiran, segalanya tidak terjadi secara kebetulan.
ada yang menggerakkan untuk berlari ke arah sana, atau bahkan tanpa diminta "sesuatu" itu tiba-tiba datang dan menari di kepala anda. membuat anda jengah, dan muncullah pertanyaan "kenapa".

senin pagi.
saya punya kebiasaan untuk melakukan dialog dengan diri saya sendiri ketika saya sedang mengendarai kendaraan saya, dijalan, dan tentu sendirian. hmm, tepatnya monolog. saya sangat terbiasa, bahkan menjadi sebuah kesenangan ketika harus sendirian. ya, semua perlu disyukuri bukan? : )
aah.. tidak, saya tidak sedang membahas tentang rasa syukur.
tapi tentang hal, yang semua orang pasti bilang itu adalah "kebetulan".
saya tipe orang yang tidak percaya kebetulan. saya meyakini, tak ada kebetulan di dunia ini. yang ada adalah rancangannya, yang membuat orang terheran-heran, kemudian timbul bermacam pertanyaan di kepalanya, "kok bisa", dan yaa.. karena kadang sesuatu itu dianggap tidak lazim, tidak biyasa, atau tidak mungkin, tapi terjadi, orang kemudian menyebutnya kebetulan..
kembali lagi ke senin pagi, dimana saya berada di jalanan seorang diri. bak anggun topan anak jalanan..
membawa si hitam yang sok keren, mengendarainya dengan sangat cepat.
banyak hal yang saya pikirkan, banyak hal yang saya lontarkan untuk satu jam perjalanan. cukup lama.
sampai kemudian, saat jarak sudah dekat dengan rumah tujuan, sesuatu yang seharusya tidak dipikirkan datang begitu saja, kemudian alam bawah sadar saya berkata pada diri saya sendiri "suatu saat kalau kamu butuh aku, kamu pasti datang. dan saat itu, aku ada."

selasa malam.
saya menuju perpustakaan untuk bercinta dengan skripsi saya. saya memang harus sesering mungkin membelainya, agar ia tidak merasa tidak diperhatikan. apalagi, kini ia menjadi yang penting di hidup saya. : )
pukul 17.00 saya baru berangkat, karena ada sahabat saya yang semalam tidur di tempat saya, dan sore harinya baru pulang. baiklah, masih ada waktu 2 jam karena perpustakaan tutup pukul 19.00..
pukul 18.30 sepertinya, handphone saya bergetar.. nama yang tidak asing muncul, tapi justru membuat saya bingung dan sedikit kaget. ya, hanya sedikit.. pesan yang dikirim meminta saya untuk main ke kontrakan barunya. sedikit malas, karena tak ada teman apalagi kini kami "berbeda", membuat saya (jujur) tidak semangat untuk mengiyakan undangannya berkunjung ke tempat tinggalnya..
singkat cerita, kami berbalas pesan.. sampai pada satu pesan yang terasa menonjok saya, membuat hati saya bergetir. pahit. dan kemudian, sedih. ya, rasanya sakit. sayang, hati saya tidak bisa mengeluarkan airmata.
"aku habis ditonjok orang, aku sedih", begitulah kira-kira bunyi pesannya..
siapa lagi pelakunya, jika bukan sang kekasih.. :'(
saya pastikan padanya, saya akan datang dan memintanya menunggu beberapa waktu..

kontrakan.
rumah putih. terlihat baru. luarnya terlihat berantakan, banyak sampah yang bececeran. tidak terurus.
saya sampai ragu, apa benar itu rumahnya. saat saya memanggil namanya, ada sahutan dari dalam.
oh, ternyata benar. wanita itu membuka pintu, dan tersenyum.
saya terdiam. perlahan saya ikut tersenyum, senyum yang menahan rasa "miris" saat melihatnya.
mata kanannya lebam, biru. mata kirinya, terdapat sebuah titik seperti bercak darah di dalamnya.
tangan kirinya, terdapat luka membentuk empat jari seperti cengkraman.
dan dia berkata "sudah biasa"...
saya pastikan dia baik-baik saja meskipun terlihat tidak!
dia berkata lirih "fisiknya tidak sakit, hatinya yang sakit."
tapi dia tetap bertahan. saya tak habi pikir. entah, antara salut dan kasihan. antara bangga, dan merasa dia bodoh. tak ada yang bisa saya katakan selain "namanya juga resiko, dari pilihan."
saya menyarankannya untuk mengajak sang kekasih bicara baik-baik agar tidak perlu menunggu dia masuk rumah sakit, atau bahkan hampir mati gara-gara kekerasan yang dilakukan kekasihnya.
ragu, dia berkata "susah. dia tidak bisa diajak bicara."
baiklah, lalu saya bisa apa?
jawabnya, tidak ada yang bisa saya lakukan disana..
tugas saya hanya mendengar, dan "ada untuk dia".. : )

rumah.
pertanyaan yang diawali kata "kenapa" itu muncul kembali.
ini sudah keempat kalinya Tuhan memberikan saya "tanda" untuk orang yang sama.
ya, untuk dia yang (masih) sahabat saya.
lewat mimpi, lewat pikiran yang menari-nari, Tuhan membuat saya mengingatnya.
dan setelahnya, tak lama kemudian pasti ada sesuatu yang terjadi dengan wanita itu.

saya merenung. saya bersyukur saya bukan anggun yang dulu, yang akan mengambil tindakan bodoh dan brutal. belajar dari pengalaman, saya lebih menjaga perilaku saya untuk tidak gegabah.
toh, itu bagian dari pilihannya. saya hanya bisa mengingatkan, memberi saran, memberi bantuan, semampu saya. kini saya menjadi anggun yang "lebih berhati-hati". karena, bagaimana pun kesalahan kekasihnya, wanita itu pasti akan tetap mencintai dan membela sang kekasih. dan, jika saya mencari gara-gara untuk sesuatu yang benar, baginya itu tetap salah. jadi, saya pilih diam.
saya pun bersyukur, dia masih mengingat saya meskipun hanya ketika dia terpuruk, hanya ketika dia sedih dan sakit, barulah datang kepada saya..
tak apa, benar-benar tak apa, karena mungkin sekarang itulah guna saya..
paling tidak, dia masih mengingat ada sahabatnya bernama anggun. right?
saya sudah pernah berjanji pada wanita itu, saya ada dan akan selalu ada semampu saya..
kini, ada yang bisa saya lakukan selain mendengar keluh kesahnya, yang bisa menjangkau segala hal,
mendoakannya.. :')


Rabu, 23 Mei 2012

aku dan kamu

Diposting oleh anggun via grasma di 5/23/2012 05:12:00 PM 4 komentar
Entah bagaimana mulanya kita terhubung, aku tak pernah tau. Tiba-tiba saja ada id mu dalam YM!ku.. Tak perlu memutar otak untuk mengingat bagaimana pertama kali kau menyapaku, tapi cukup berat untuk mengingat bagaimana bisa ada kau "di sana". Aku tak pernah merasa menambahkanmu dalam daftar temanku di sana. Karena aku bukan orang yang akan menambah teman dengan sembarangan, jika tidak mengenalnya. Tapi sudahlah, aku tak terlalu mempedulikannya, hingga sampailah pada suatu malam saat itu. Aku ingat, kala itu aku sedang menatap layar di depanku sambil sesekali memperhatikan acara yang ada di televisi, duduk sendirian dalam kamar yang berantakan, dan kemudian kau datang. Menyapaku dengan sebuah "BUZZ".
Untung, hanya YM! ku yang bergetar, bukan hatiku.. :)
Aku kemudian membalasnya, singkat. Tak mempunyai pikiran bahwa kau adalah orang asing. Aku masih berpikir kau adalah temanku dan aku mengenalmu. Hingga balasan demi balasan mengarahkan pikiranku pada satu pertanyaan : "SIAPA KAMU?"
Aku tak menyangka bahwa kau adalah asing, karena aku tak merasakannya dari awal sapaanmu. Sungguh terasa bahwa aku dan kau saling mengenal. Terasa hangat dan nyaman aku bilang, seperti sudah sangat lama mengenalmu. Bagai seorang kawan lama.. Hingga aku terdiam saat kau menyebutkan namamu. Perlahan namun pasti, pikiranku melayang pada sosok imajinasi dalam duniaku. Ia yang bernama sama denganmu, kenapa bisa? Dengan gaya khas candaanku, aku malah mengejekmu kenapa bisa memiliki nama sebagus itu. hahaa! :))
Dan baiklah, obrolan itu berlanjut pada sesi-sesi selanjutnya meskipun tidak intens karena aku jarang mengaktifkan YM! ku. Dari sapaan pertamamu itu, aku jadi tau bahwa di facebook pun kita sudah berteman, dan kemudian kita saling follow di twitter. Sekalipun demikian, aku tak telalu ingin mengetahui siapa kamu. Yang jelas, kamu selalu ada di sela-sela kesibukanku sejak saat itu. Saat aku membutuhkan teman, kamu ada. Selalu saja kau bisa membuatku tertawa dan sejenak melupakan kepenatan. Aku berpikir kala itu, aku bisa menceritakan banyak hal denganmu tanpa harus merasa malu dan ada yang ditutupi karena pertemanan kita adalah "maya". Aku tak pernah menganggap serius sebuah hubungan pertemanan yang terjadi lewat dunia maya, tidak pernah penting bagiku. Jadi, aku tidak berpikir bahwa aku dan kamu akan berteman secara nyata (read : bertemu). Aku ingat, aku pernah mencarimu ketika kita sudah jarang berkomunikasi lewat YM!, kalau aku bilang kamu itu "candu". Saat itu yang aku tau hanya kamu adalah kamu. Dan lebih dari itu, bahwa kamu ternyata adalah teman saudaraku. Wow, sempit sekali dunia ini.. :))
Hingga di akhir Mei 2011, kau mengejutkanku lewat message facebook. Setelah sekian lama kita berteman di dunia "maya", kau meminta nomor handphoneku. "ting tong. gun.. nope mu berapa? njuk.", kemudian aku membalas : "njuk? tuku! mbayar lho yo.." sembari menuliskan dua nomor handphoneku. Entah karena dorongan apa aku mau memberikannya, dua sekaligus milikku. Dan beginilah balasannya beberapa saat kemudian : "hla durung tak bayar kok wes diwenehi ki pie? cen aneh og kwe ki.".
BAIKLAH.. SAYA ANEH --"
Kamu menyapaku lewat short message service (sms) seketika itu juga, dan seketika itu pula aku tau bahwa nomor tak dikenal itu adalah kamu. Aku dan kamu, jadi sering berkomunikasi. Dan kejutan lain yang kau buat adalah, kau minta untuk bertemu. Saat itu, aku masih ingat kau bilang kau ingin pertemanan ini nyata, dan bukan hanya maya. Sementara aku berpikir "untuk apa harus bertemu?" :)
Kejutanmu tidak berhenti sampai di situ, saat aku belum memastikan pertemuan kita karena aku malas, kau bilang hendak pergi. Rasanya, seperti hendak kehilangan sesuatu yang berharga. Ada penyesalan yang menyeruak karena tidak mengiyakan dengan segera permintaanmu untuk bertemu. Tapi sial, kau membohongiku! Ternyata kau hanya pergi sebentar untuk sebuah pendakian gunung. Dan kita berjanji, untuk bertemu setelah kepulanganmu itu...
Saatnya tiba, kau dan aku bertemu di gerbang depan kostku. Tak ada ide lain untuk tempat kita bertemu, karena aku bukan tipe orang yang terlalu suka "nongkrong". Lucu, karena ini pertama kalinya aku "kopi darat" dengan teman YM!. Orang asing, yang sama sekali tidak terasa "asing". :)
Saat itu, aku ingat kau mengenakan pakaian hitam. Tapi aku tidak terlalu cerdas untuk mengingat kapan. Yang jelas, saat itu pagi. Aku menuruni tangga dari kamar kostku di atas. Sambil berpikir dengan keras, apa yang harus aku lontarkan ketika bertemu denganmu. Dan yaaah sampai pada akhirnya, aku berjalan ke arahmu, dekat..dekat..dan semakin dekat. Aku hanya berusaha tetap cool, tersenyum (mungkin lebih tepatnya tertawa sembari nyengir aneh), dan garuk-garuk kepala. Bukan, ini bukan karena ketombe, tapi lebih karena aku tak tau bagaimana lagi harus menyambutmu yang duduk di atas motor kala itu. Beruntung, kamu tidak tau bahwa saat itu aku sedang salah tingkah... :|
Oke. Kita sudah bertemu, lalu apa lagi? Tentu, ada pertemuan selanjutnya, ada tawa-tawa selanjutnya. Hingga kemudian tawa itu berubah menjadi airmata, menjadi rasa kecewa, menjadi rasa sakit, menjadi sesuatu yang tidak karuan ketika mendapati kenyataan. Aku meyakinkan diriku sendiri. Aku tidak mau kenyamanan ini menerobos level selanjutnya. Tapi aku terlambat, hatiku sudah tertambat ternyata... Entah, apakah aku lebih dulu tertambat, ataukah kamu.
Tak apa, pikirku. Cukup hati saja yang tertambat. Tapi tidak dengan ragaku. Aku berpikir lebih real, bagaimana akan banyak pihak yang tersakiti jika aku tetap mengedepankan rasaku. Aku memilih menghindarimu, setiap permintaanmu, aku berusaha menolak. Jika aku mengiyakanpun, aku akan bergegas mengakhirinya. Aku menumpuk banyak sekali alasan agar tidak bertemu, meski saat itu hati terasa berat. Ada semacam rindu yang dengan sangat tidak sopan datang tanpa mengetuk pintu. Dan kamu, menjadi semacam pencuri, yang mencuri hati, juga seluruh pikiran. Aku merasa sesak...
Aku mengingatkanmu untuk tidak terlampau jauh, mencoba menahan, bahkan mengembalikanmu atau mengembalikan keadaan agar seperti semula. Aku, tak tau usahamu seperti apa. Tapi bagianku saat itu adalah memperbaiki semuanya, mencoba memberikan saran padamu agar kau bisa kembali dan berbenah. Hingga kamu menyatakan sesuatu yang membuat hatiku berbunga sekaligus lara. Aku terdiam. Berpikir sejenak, kemudian tersenyum dan berkata padamu bagaimana rasa itu ada dan sama, diluar hal yang mebelenggu aku dan kau... (meski tidak dengan gamblang aku nyatakan)
Kau cukup pintar untuk mengerti. Aku melihat, kau paham dengan maksud yang kuutarakan. Kau tersenyum, aku masih ingat malam itu kau sedang belajar untuk merelakan. Aku meyakinkanmu bahwa aku dan kamu tetap akan berteman, hanya saja harus bisa sama-sama menahan setiap rasa kita yang sama. Dan aku lupa, bahwa itu tidak mungkin. Itu tidak bisa dan tidak baik.. Ah, itu salahku. Aku hanya tak mau kehilanganmu, jahat memang. Tapi, aku hanya cukup kamu untuk menjadi temanku karena memang hanya itu yang bisa. Aku kemudian menyalahkan rasa yang ada, kenapa harus ada hingga akhirnya mempersulit sebuah hubungan. Kemudian kau mengingatkanku dengan sebuah perumpamaan tentang "merokok".
Kau dan aku saling tarik ulur. Saat aku hendak melepaskanmu, kau mempertahankanku. Saat aku hendak mempertahankanmu, kau bilang tak bisa karena akan menyakitimu. Kau memilih untuk tidak mengenalku saja, jika tidak bisa memilikiku. Itu yang aku tangkap, kala itu..

Hingga semua berlanjut sampai sekarang. Detik ini. Tetap dengan rasa yang sama, dan beberapa hal yang (dibuat) berbeda. Ada banyak perubahan. Ada yang diakhiri, dan ada yang dimulai. Hidup kemudian terus berjalan, apalagi kita kemudian terpisah oleh jarak. Berat bagiku, karena harus menahan rindu yang menggebu. Berat bagiku, karena harus membiasakan tidak melihat senyummu. Berat bagiku, karena harus menunggu..
Namun sekarang aku tau, ada obat untuk semua itu, cukup dengan memejamkan mataku, membayangkan kamu ada di dekatku. Dan aku, bisa tersenyum sendiri..
Menuliskan kisah ini saja, sanggup membuatku tersenyum kecil. Kurasa inilah bahagia.. :)
Mengingatmu, adalah caraku untuk tetap tersenyum di tengah sesak yang dinamakan rindu..

Hidup ini penuh misteri. Kita tidak pernah tau akan seperti apa kita beberapa waktu kemudian. Akan bertemu siapa, akan menjadi apa, akan hidup dimana dan bagaimana. Bahkan aku tidak menyangka, harus bertemu atau dipertemukan denganmu.
Sutradara Agung itu selalu punya kejutan kecil untuk mewarnai hidup kita.
Sampai seringkali aku geleng-geleng kepala, dan tersenyum dibuatnya..

Pertemuanku denganmu, bukan sebuah kebetulan..
Dia pasti punya rencana, aku hanya bisa percaya bahwa rencanaNYA indah untuk kita.

I love you so much, "TA".. :))

Selasa, 22 Mei 2012

sebut saja aku ...

Diposting oleh anggun via grasma di 5/22/2012 01:50:00 PM 0 komentar
hei kalian yang memiliki kakak laki-laki..
bagaimana rasanya? bolehkah dishare padaku?
karena aku, ingin mengetahui rasanya seperti apa.. :)

jangan tertawa, atau jangan heran..
yaa.. aku memang punya kakak laki-laki, dua sekaligus..
tapi aku, tak tau rasanya seperti apa..
apa yang aku "rasakan" ini apakah sama dengan apa yang kalian rasakan..

kakak laki-laki ku yang pertama sudah berkeluarga.
sedangkan kakak kedua hendak berkeluarga..
dia, sangat mencintai calon istrinya.. bahkan mungkin jauh lebih besar dari cintanya kepadaku. :)
well, tak apa.. toh masih banyak yang "mencintaiku"..
itulah kenapa aku selalu menganggap setiap teman laki-laki yang lebih tua, sebagai kakakku..
selalu saja mereka bisa memenuhi "kebutuhanku" terhadap sosok kakak laki-laki..

aku juga ingin diperlakukan sama seperti dia memperlakukan calon istrinya.
aku juga ingin dicintai sebagaimana dia mencintai calon istrinya.
aku juga ingin diperhatikan, sama seperti dia memperhatikan calon istrinya.
aku juga ingin dinasehati, sama seperti dia menasehati calon istrinya.
aku juga ingin disemangati, sama seperti dia selalu membuat calon istrinya bersemangat.
aku juga ingin merasakan kakak yang katanya bisa "mengatasi masalah tanpa masalah" itu.
aku juga ingin dibela, sama seperti dia yang selalu membela calon istrinya.
aku juga ingin didahulukan, sama seperti calon istrinya yang selalu didahulukan olehnya.
aku ingin.. ingin sekali saja, dia bisa mencintai calon istrinya dan mencintaiku, adik kandungnya..

ya, ini tentang kakak keduaku. kakak laki-lakiku yang kedua..
aku tidak butuh dia membelikanku apapun, sama seperti dia membelikan sesuatu untuk calon istrinya.
aku tidak butuh dia mengajakku wisata, sama seperti dia berwisata dengan calon istrinya.
aku tidak butuh dia mentraktirku makan, sama seperti dia makan berdua dengan calon istrinya.
aku tidak butuh. sungguh tidak..
aku, butuh dia. aku butuh kakak laki-laki keduaku itu..
sekali saja, aku ingin dan butuh dia..
andai apa yang ada di benak ini bisa langsung terlontar tanpa harus berkata atau bercerita lewat tulisan.
aku rasa, bicara atau tulisan ini saja tidak cukup.
masih kurang, untuk menggambarkan bagaimana "yang ada dihati" ini..

sebentar lagi dia menikah, maka akan semakin saja fokus hidupnya tentang keluarga kecilnya..
keluarga barunya, dengan istri dan anak-anak mereka..
maka akan semakin saja aku "terlupakan"..

seharusnya, aku tidak boleh dan tidak berhak menuntut banyak hal padanya..
karena aku bukan siapa-siapa, dan belum menjadi siapa-siapa..
apalagi, aku pun bukan adik yang baik..
aku juga tidak pernah melakukan apa yang aku inginkan tadi, jadi wajar kalau dia pun tidak..

aku harus turut bahagia, karena ini adalah kebahagiaan kakakku.
kebahagiaan terbesar adalah melihat orang yang kau cintai bahagia bukan?
ya.. aku berbahagia untukmu, mas.. :)

yang paling bisa aku gambarkan dari rasaku ini adalah...
sebut saja aku IRI

Senin, 21 Mei 2012

selamat datang

Diposting oleh anggun via grasma di 5/21/2012 12:50:00 PM 0 komentar
"tidak semua orang bisa mengerti dengan jalan yang kita pilih,
bahkan sering tidak mau tau dengan alasan kita" 
- Ayu Fitria Anindita's quote -

yaa.. aku sangat dikuatkan dengan satu kalimat di atas.
wanita itu selalu saja bisa melontarkan kata yang "mengena"..
dia selalu tau, dan "mengerti".. :')
untuk segala urusan, quote satu ini sekarang selalu menjadi salah satu pegangan..

lalu kamu, siapa?
aku sedang bertanya. ya, padamu!
kamu tidak cukup mengenalku..
kamu tau aku, mungkin kamu tau namaku, tapi tidak hidupku..
kamu hanya tau aku. tapi tidak mengenalku..
jadi, untuk apa mengurusi hidupku?
hidup yang bukan hidupmu
pikiran yang bukan pikiranmu
merasa aku masih "memicingkan" mataku?
hahaaa, aku rasa itu hanya perasaanmu..
aku egois? aku aduuh apalagi yaa..
dan aku  masih belum bisa diandalkan? MEMANG :))
tapi... ah sudahlah..

kamu.. punya segudang misteri di dalam "wadah"mu yang selalu tersenyum itu..
yang aku tak pernah tau misteri apa di dalamnya, dan tentunya tak pernah mau tau apa itu.. :)
aku mengampunimu, memaafkanmu, menerimamu sama seperti yang selalu diajarkan padaku..
kalau merasa aku belum melakukannya, wow.. its ur problems. :)

bahkan setiap kali ada yang menyebut namamu, aku serasa ingin menutup telingaku..
karena aku tak pernah mau peduli...
aku rasa cukup dengan menerimamu, itu bagian dari ak melepas akar kepahitanku denganmu..
maka dari itu, aku tak pernah mau mendengar apapun itu, dari siapapun itu agar akar kepahitan itu tidak muncul kembali ke permukaan..
tapi lagi, kau selalu mengecewakanku, dan menyakitiku tanpa kamu sadar :)
kamu tak pernah tau aku, tapi selalu saja sok tau..
aah tapi tak apa..
tinggal membuktikan saja, kan ada yang bilang "talk less do more"
atau seperti kamu? "talk less write more" ;)
oh iya, ini yang terakhir aku menuliskanmu disini..
sekarang aku berpikir, untuk apa. dari dulu tidak penting soalnya..
"I don’t have a problem.. You have a problem with me? that’s not my problem, girls.." :))

hahaa, bersyukurnya aku karena kamu akan menjadi bagian dari hidupnya, dan tentu hidupku..
selamat datang :))

Sabtu, 12 Mei 2012

itik jelek

Diposting oleh anggun via grasma di 5/12/2012 08:09:00 PM 0 komentar
malam ini aku kembali meneteskan air mata, untuk hal yang tidak berguna aku rasa.
berawal dari kecelakaan yang menimpaku 6 tahun silam.
saat itu, yang ada di kepalaku adalah "ITS OVER NOW!"
ya.. aku berpikir, mimpiku runtuh kala itu, seketika itu juga..
aku ingin menjadi seorang news anchor atau reporter..
sejak SMP, aku memang bercita-cita bekerja di media..
tapi, mana bisa jika di wajahmu ada bekas luka yang terlihat seperti coretan bolpoin, atau seperti terkena arang? hahaaaaa..

aku termasuk salah satu cewek yang tidak gemar shopping.
terlebih dalam hal pakaian, apalagi sejak kecelakaan itu menimpaku.
hendak memakai baju yang seperti apa?
bahkan aku tidak bisa memakai kebaya dengan model yang aku desain sesuai seleraku..
yaa.. saat itu, aku membuang semua pakaian lengan pendekku.
ada yang aku berikan ke orang lain, ada yang memang aku buang entah untuk lap atau sengaja kuhilangkan.
aku benci lengan pendek. lemariku, hampir kosong. beberapa memang masih ada yang tertinggal, tapi tak pernah terpakai. beralih menjadi pakaian lengan panjang, jaket, cardigan, untuk menutupi setiap "luka"
hahaaa, poor me! :)

itulah alasan kenapa aku jarang bahkan hampir tidak pernah meminta uang kepada ibuku untuk membeli pakaian. aku malas membelinya, hanya jika memang butuh atau ada "lengan panjang yang lumayan bagus" saja aku akan membelinya..
bahkan ketika ibuku heboh hendak membelikanku pakaian untuk lebaran dan natal, justru aku yang tidak bersemangat. aku rasa tak perlu, karena aku tak bisa memakai apa yang aku sukai. :)









pakaian di atas bagus bukan? lucu, dan cantik..
tapi akan jadi terlihat tidak cantik jika aku yang memakainya..
karena aku tidak punya ketiak kiri, tangan kiriku juga lebih besar dari tangan kananku.
atau saat memakai semua itu, aku harus mengenakan penutup.
semuanya menjadi buruk jika aku yang mengenakannya..

HOSH... aku rasa, ini bisa jadi alasan pula kenapa aku ingin memiliki toko pakaian, dengan desain yang aku buat sendiri, untuk bisa menutupi lengan penuh lukamu.
bahkan kadang aku ingin nekat pergi dengan pakaian tanpa menutupi luka itu, untuk tau siapa yang tetap bertahan di sisiku jika dia "tahu" aku..
oh siapapun, tampar aku malam ini!!!
 

after the rain Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos