Nyatanya, aku tak sungguh mati. Aku hanya tak sadarkan diri. Aku kalut, aku depresi. Ya, sebut aku gila karena aku memang gila. Sebut aku apapun kau mau, bahkan saat kau harus merendahkan aku yang lemah. Tapi lihat akan aku tunjukkan betapa kuatnya aku menghadapimu, kamu kecil dimataku terlebih Penciptaku. Untuk sementara aku memang menangis, merasa sesak di dada yang akhirnya dapat terlampiaskan dalam teriakan yang membuat rongga dada melega. Ya, aku bersyukur aku melakukannya. Paling tidak juga, gilaku bisa teratasi. Kau tau dengan pasti bahwa aku mencintaimu, masalah. Aku lebih bisa melihat positifmu daripada negatifmu. Karenamu aku bisa bertahan, karenamu justru aku bisa menjadi lebih kuat. Karenamu juga, aku ingat bahwa Tuhan (masih) sayang aku. Ya, mungkin begitu. Hahahaa kau tak bisa remehkan aku!
Aku meyakini kau didatangkan untuk mengingatkan aku betapa hidupku terlalu berharga untuk memikirkan hal-hal yang hanya akan menyakitiku, terlebih jika harus mengakhiri hidup hanya karena alasan klasik "merasa lelah". Kau tak berhak merontokkanku, terlebih dia atau siapapun itu. Aku tak seperti lirik lagu yang beberapa waktu lalu booming di pasaran "aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi". Hahaha bodoh! Harusnya kamu bangkit karena pernah terjatuh, come on girl dunia ini bukan hanya tentang masalahmu yang kecil itu saja meskipun kamu tau itu kesalahan fatal, terjadi tak hanya sekali namun berulang kali, dan ah.. sakit!
Kemudian aku tersenyum saat tiba-tiba sebuah alunan nada dan suara mengiringku dan memaksaku melantukan liriknya hingga kemudian aku ikut menyanyikannya.
Maliq n d'Essential - Dunia Sekitar
Pernahkah kau berpikir hidupmu tidak adil
Karna engkau merasa kecewa karna hal yang kecil kau anggap besar
Seakan hidup ini berakhir
Tidakkah kau merasa harusnya kau berpikir masalahmu yang kecil
Tidak sebanding dengan apa yang dirasakan
Banyak manusia diluar sana
* Hai cobalah kau melihat
Dunia disekitar
Dengan mata hatimu
So give your love
Karna engkau merasa kecewa karna hal yang kecil kau anggap besar
Seakan hidup ini berakhir
Tidakkah kau merasa harusnya kau berpikir masalahmu yang kecil
Tidak sebanding dengan apa yang dirasakan
Banyak manusia diluar sana
* Hai cobalah kau melihat
Dunia disekitar
Dengan mata hatimu
So give your love
your love (3x)
C'mon people
Hingga engkau mengerti tidak banyak manusia seberuntung dirimu
Yang berharap uluran tangan tak kunjung datang
Namun senyumnya tak pernah hilang
Jadi mulai sekarang
Cobalah tetap senang saat cobaan datang
Karna itu akan selalu datang dan hilang
Seperti hari siang dan malam
C'mon people
Hingga engkau mengerti tidak banyak manusia seberuntung dirimu
Yang berharap uluran tangan tak kunjung datang
Namun senyumnya tak pernah hilang
Jadi mulai sekarang
Cobalah tetap senang saat cobaan datang
Karna itu akan selalu datang dan hilang
Seperti hari siang dan malam
Kembali ke *
Langkah manusia menjadi nyata
Saat bertindak bukan berkata
Belajar makna dari senyuman mereka
So c'mon people
Let's do it now
Let's do it now
Merasa tertampar dengan lagu di atas? Aku iya. Sangat. Bodoh kalau aku harus merasa dunia runtuh hanya karena masalah yang kecil. Kesalahan fatal seseorang dan menjadi perang. Kesalahan fatal yang membuatku kemudian merasa lelah karena dia tak kunjung menyelesaikannya namun justru mengulurnya. Ah sialan! Agaknya dia meremehkan betapa sakitnya dicabik oleh rasa tak menentu. Pernah ketika terpejam kau takut? Hanya karena bayangan itu menghantuimu. Aku beberapa waktu lalu merasakannya (lagi) meskipun dengan tema masalah yang berbeda dari sebelumnya dan tentu lebih berat lebih sadis. Dan ya aku tau bahwa saat itu, levelku bertambah. Aku masuk dalam next level yang membuatnya jauh menjadi lebih tangguh dari sebelumnya. Ya, kali ini kau membuat mataku tak terpejam. Kau menyadarkan aku dengan sangat bahwa aku adalah Anggun yang kuat, Anggun yang tangguh, Anggun yang tak takut pada apapun kecuali pada Tuhan, Anggun yang cuek, Anggun yang mandiri, Anggun yang tak pernah terlalu peduli pada rasa sakit, Anggun yang lebih memikirkan orang lain daripada dirinya, Anggun yang luar biasa, Anggun yang aku kenal dulu sebagai Anggun yang hebat dan keren. Ya, maka mulai aku bisikkan semuanya itu sebagai sugesti untuk diriku. Terlebih sugesti tentang "aku bahagia". The law of attraction? Apalah itu, secara sederhana aku meyakininya sebagai sugesti diri dan ucapan yang adalah doa untuk mengiringku pada apa yang aku sebut kebahagiaan.
Akhirnya, aku menyelesaikannya perlahan. Dengan cantik aku memilih mengontrol diriku meskipun sebelumnya kuakui aku sungguh sangat tidak terkontrol, tidak karuan, dan menjijikkan sekali. Satu kesempatan aku putuskan untuk aku berikan pada dia yang sudah menyakitiku. Aku memilih memaafkan semua yang sudah dilakukan, tanpa harus melupakan apa yang pernah terjadi. Yaps, kenapa aku melakukannya? Kalian pikir aku bodoh? Ah, kau salah teman. Justru aku merasa pintar karena tak seperti kebanyakan lainnya yang pasti akan menyerah. Aku memang terlihat bodoh, disakiti tapi masih mau saja bertahan. Ah, tidak. Kau tau kenapa? Karena justru ketika memaafkan aku merasakan kedamaian tak terhingga dihatiku. Melepaskan akar kepahitan itu tak pernah mudah, tak semua orang juga bisa melakukannya. Sebagian memilih memendam dan mendendam, menjadikannya ganjalan yang hanya akan menjadi penghalang untuk bahagia. Sedangkan aku, tak hanya merasa senang tapi juga merasa menang karena melalukannya. Memaafkan seseorang bukan berarti kau lemah dan bodoh, itu justru memperlihatkan betapa kau kuat bahkan terlalu kuat hingga mau menerimanya kembali setelah kesalahan fatal yang dilakukannya. Lebih dari itu semua, kau tau kenapa aku melakukannya?
Karena Tuhan yang aku kenal adalah Tuhan yang Maha Pemaaf.
Entah harus dengan apa dan bagaimana kau menyebut atau mengenalNya, aku rasa Ia sama.
Tuhan yang SATU itu, ya Tuhanku dan Tuhanmu dan Tuhan semuanya, aku rasa kita semua mengenalnya sebagai pribadi yang luar biasa. Dia yang Agung, Hebat, dan tentu kau meyakininya sebagai Tuhan Maha segalanya, termasuk tentang memaafkan.
Jadi, sederhana aku berfikir. Jika Tuhanmu saja bisa memaafkanmu, kenapa kau tidak?
Siapa kau sehingga berhak untuk tak memaafkan orang-orang yang menyakitimu.
Kau tak lebih Agung dan Hebat dari DIA.
Pembalasan adalah mutlak di tangan Tuhan dan bukan di tanganmu. Dan kau tau, bahwa Tuhanmu tak akan pernah membalasmu karena IA mengasihimu dengan sungguh. Kadang saat DIA melakukan hal yang terkesan sebagai "pembalasan" atau lebih populer disebut sebagai "karma" dan lebih aku suka sebut dengan "tabur-tuai", itu sebenarnya hanya karena IA (masih) sayang padamu. Percayalah. :")
Dear you...
We all make mistakes but it's never to late to start again - Aerosmith
Entah apa yang aku rasakan saat ini. Tak semenggebu biasanya. Aku harus mengulang segala yang indah pernah terjadi di antara kita. Mencoba membiasakannya kembali. Terkadang memasang gambar berdua untuk mengetahui bahwa kamu tetap menjadi yang terkasih untukku. Aku ingin mengembalikan rasa yang mungkin sudah berkurang karena kekecewaanku terhadapmu. Aku memberimu kesempatan satu kali lagi, kau harus ingat hanya satu. Aku menerimamu kembali, aku memaafkanmu tapi itu bukan berarti kau berhak menyakitiku (lagi). Aku sudah memiliki sistem kekebalan tersendiri untuk menghadapimu. Aku masih mau berjuang, aku memang bertahan demi impian kita yang menjadi komitmen kita berdua. Kamu membuat kesalahan, aku memaafkannya, aku menerimamu kembali, aku menyadari sekali paket lengkapmu dengan segala yang tak hanya baik tapi juga buruk. Masa lalumu, masa sekarangmu, dan masa depan kita. Bukankah begitu? Dan menurutku, tak pernah terlambat untuk memulainya kembali.
Tolong, jangan menyakiti lagi. Kau tak harus merasakan sakit yang sama sepertiku atau seperti yang lainnya. Percayalah, ini tak pernah mengenakkan untuk kesehatan fisik terlebih hatimu.
Bisa, meyakinkan aku dan membantuku memulihkan semuanya?
Aku masih yakin rasa ini hanya untukmu.
Aku benar-benar percaya KAU (masih) SAYANG PADAKU.