Sabtu, 30 Juni 2012

surat untuk Tuhan (1)

Diposting oleh anggun via grasma di 6/30/2012 04:41:00 PM
selamat sore, Engkau yang kusebut Tuhan.
Tuhan yang aku yakini baik dan maha segalanya.. :)

sempat terkaget aku saat mama menyampaikan pesan ibu padaku.
dalam hati aku bertanya "ada kejadian apa?"
sesampainya di rumah ibu, aku mengucapkan asalamualaikum dan disambut ibuku dengan jawaban walaikumsalam, dengan embel2 "kamu tidak tau kemarin abis terjadi gonjang ganjing kan"
datar aku menjawab, "tau tapi sedikit, karena tidak jelas."
beliau pun memulai ceritanya. sontak, hatiku bertanya "lagi?"
dari semua yang beliau utarakan, aku diam dan memutar otakku.
bagaimana pun juga semua tidak akan selesai jika "tidak diselesaikan"

aku rasa, dalam hubungan harus ingat tentang komitmen yang dibangun dan disepakati di awal.
bukan mencari pembenaran dari setiap pribadi, tapi justru saling mengoreksi diri dimana letak kesalahan.
aku sudah bukan bocah, layaknya aku bukan hanya tau tapi juga mengerti.
sebenarnya menurutku, bicara dari hati ke hati, saling terbuka satu sama lain itu menjadi cara yang paling manjur, tentu dengan catatan tidak mengedepankan ego masing-masing.
tapi berusaha saling memahami, saling mengerti, saling mendukung tidak hanya dalam suka maupun dalam duka.
yang lalu biarlah berlalu, tutup saja bagian itu menjadi pengalaman yang berharga.
saatnya menata semuanya, dan memperbaiki diri.
bukankah begitu, Tuhan?
miris sebenarnya saat mendengar pihak yang satu menyalahkan pihak yang lain, begitu pula sebaliknya.
kenapa ya, aku cenderung lebih suka meminta maaf. Mengasihi seperti itu aku rasa..

Tuhan, satu masalah saja belum selesai dan Engkau sudah memberikan masalah yang lain. Kali ini pada kakak laki-laki tertuaku. Kakak laki-laki yang entah harus aku deskripsikan bagaimana, kebahagiaannya menjadi kerinduanku. Bahkan saat mendengar cerita ini dari ibuku, aku merasa tidak karuan.
Ingin sekali aku membantunya, tapi bagaimana? Aku menyayanginya, pernah aku utarakan impianku padanya dan dia menangis. Inilah kenapa aku ingin mengintip 5 tahun ke depanku. Aku ingin melihat, sudah bergunakah aku untuk orang lain, terkhusus untuk keluargaku..
Andai aku bisa membantunya sekarang, tapi aku belum bisa. Itu, yang menjadi sesal dalam hatiku.

Kini, aku hanya bisa membantunya lewat doa yang selalu aku panjatkan padaMu, Tuhan.
Aku percaya Engkau selalu menggenggam erat tangannya, bantu dia untuk belajar menjadi pribadi yang lebih baik. Boleh menjadi imam bagi keluarganya. Bahagiakan dia dengan istri dan anaknya..
Aku hanya bisa menyerahkan keluarga kecil itu padaMu, Tuhan.

Terima kasih.. :')

0 komentar:

Posting Komentar

 

after the rain Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos