Rabu, 26 September 2012

Kesehatan itu MAHAL Harganya!

Diposting oleh anggun via grasma di 9/26/2012 11:17:00 PM 0 komentar
Benar kata pepatah,
"kesehatan itu mahal harganya,
apalagi untuk kocek mahasiswa"
*pingsan di dada co ass* *pilih yang ganteng kayak lee min ho*

entah karena apa, tiba-tiba gitu saya merasa mual dan eneg tiap kali berhadapan dengan makanan. padahal kita kan butuh makan ya, tapi begitulah mulut dan perut juga hati tak bisa diajak kompromi. eeaaakkk.. :p
suatu ketika beberapa minggu yang lalu, kira-kira dua minggu lah ya rasanya nafsu makan saya bertambah. sebenarnya hanya pada makanan yang berkuah, pedas, panas, wuaah pasti nikmat! dan saya tau itu artinya sebentar lagi saya akan menstruasi. tapi keinginan tersebut hanya sebatas keinginan saja, real nya mana ada saya makan (--"). adanya cuma cemil dikit udah, bayangin makanan dikit, udah. sekali dua kali mungkin iya makan, tapi tidak bertahan lama. mungkin kebiasaan saya yang "lupa makan". aneh memang, makan saja bisa lupa apalagi pacar. #eh *kemudian dikeplak mas pacar*.
sampai tibalah pada saat yang berbahagia setelah ibu saya berulang tahun, yaa.. kira-kira seminggu yang lalu sejak saat itu nafsu makan saya benar-benar turun sangat drastis. tidak ada gairah hidup menyinggung soal makanan. tapi hati saya berkata lain, saya ingin makan. saya butuh makan! dan saat-saat seperti itu jadi teringat noviana dewi wijayanti alias upik alias gophil yang selalu ingetin saya makan, kasih nasehat kayak emak-emak "ngawur kamu tu lho, hayo makan." | "kenyang pil" | "kenyang darimana kamu belum makan seharian" | "tapi pil..." | "udah, ga ada tapi-tapian! #kemudianmalahmenjadidrama . Jeng jeeeng ...

ya, karena tidak adanya gairah makan itulah setiap membayangkan makan saja terasa mual, setiap habis makan saja selalu ingin keluar, sampek mrinding-mrinding bulu kuduk dan bulu lainnya berdiri semua. dan entah berhubungan atau tidak, kepala saya tiba-tiba kambuh! ya.. bagian tubuh satu itu yang selalu saja datang tak dijemput pulang tak diantar (--"). tapi ini sakitnya lain, kalau biasanya suakit banget, ini double suakit banget! dan badan rasanya panas dingin tak menentu, seperti hati saya. ~~~(\´▽`)/
saya putuskan malam itu, tepatnya dua hari yang lalu. tanggal 24 malam, saya bobok cepat. matikan lampu, kunci pintu kamar, dan ngorok. berharap sakit kepala hilang, dan panas juga reda. sengaja saya tidak mengabari mama, papa, pak RT, pak RW, pers, atau pun yang lain agar mereka tidak khawatir. ya, kecuali mas pacar karena saya pamit mau bobok cepet alhasil ditanya-tanya kenapa. dan saya dibilang bulshit sodara! saya dibilang gombal! bahwasanya saya tidak makan! dan menurut dia karena tidak makan teratur itulah membuat badan saya drop dan jadi sakit, padahal saya selalu suruh dia makan dan jaga kesehatan. hello mas nya! saya mau makan saja rasanya gak karuan, suapin kek biar mau makan. :p
ya, si bawel itu menyuruh saya ke dokter! suruh tanya sama dokter, suruh curhat sama dokternya keluhan saya, sampek yang nanya sampek berpuluh-puluh kali "besok ke dokter ya?". "iya!" jawab saya singkat.

25 September 2012
Horeeee... akhirnya ya sampailah kita pada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa bla bla blaa...
sebelum ke rumah sakit, mampirlah saya ke kantor kakak saya untuk mengambil uang saku titipan mama karena minggu ini saya tidak pulang, lumayan bisa buat berobat ke dokter.
menuju rumah sakit Bethesda dan cuaca jogja kala itu nampol banget bray panasnya!
sampai rumah sakit, ambil tiket antrian, menuju pendaftaran, dan kemudian disarankan ke klinik penyakit dalam. iyain ajalah soalnya saya juga kagak ngerti, ke sana juga dulu cuma ke spesialis jantung sama THT.

!
nomor pendaftaran & dokter spesialis
ketemu dokternya say "hi" dulu dong ya, sok akrab gitu. ditanyain kuliah dimana, umur berapa, dan aku jawab "lahaciaaa..(ʃ⌣ƪ)". disuruh berbaring, dipegang perutnya, ditekan-tekan, diperiksa matanya, diperiksa degup jantungnya. tyus udah deh gitu aja, suruh bangun. dan kemudian beginilah titah dr. Bowo :
"saya kasih obat ya, nanti sakitnya bisa sembuh tapi juga bisa kambuh lagi jadi harus jaga kesehatan, jaga dirinya sendiri. diperhatikan kira-kira makanan apa saja yang membuat eneg, jadi dihindari. jangan minum kopi ya, ini tekanan darahnya rendah banget lho. marah-marah aja terus ya biar tensinya tinggi." (kalimat yang terakhir jangan dipercaya, itu saya buat-buat. hahahaaaa XD)


udah nih, begitu diusir dari kamar praktek. dapet resep, disuruh deh ke BRI buat bayar dokternya, ooh jadi ternyata dokternya yang tadi dokter bayaran ya, fufufuu.. cuma 5 menit aja 55ribu. fufufuu... -__-
setelah itu ke apotek kasihin resep, trus suruh ke BRI lagi bayar. Ribet. Dan taraaa... total tagihan semua 160RIBU buat jasa dokter dan obat!! oke. saya hidup selama seminggu dengan uang 90RIBU saja! Terimakasih Tongfang :*

*nangis bombay*
isinya obat, bukan burger -_-
Dan itulah, saya jadi semakin menyadari betul bahwa sehat itu mahal. kalau ga mau sakit, ya harus sehat. kalau mau sehat, ya jangan sakit. *bingung*. intinya, kalau mau sehat ya patuhilah rambu-rambu yang ada!
Kemudian pikiran saya melayang, coba mama tau saya berobat yaa.. pasti bisa pake askes, saya juga gak ngeluarin uang. Tapi sisi buruknya kalau mama tau, saya pasti akan diomelin karena nanti pasti jadi bahas-bahas maag kronis saya. Ampun, mak!
Saya juga jadi ingat dulu waktu saya pusing hebat selama 2 minggu, jasa dokter, CT Scan, obat, dll saja bisa gratis. Eh engga dink, waktu itu kalau tidak salah dari total kontrol itu 1JUTA lebih dikit cuma bayar 200RIBU saja. Lumayan, pake banget!!!
Obat-obatnya juga mahal. Salah satunya obat semprot yang satu ini :

obat sinusitis
Dan masih banyak lainnya yang membuat saya bersyukur bisa pake Askes ketika berobat. Biaya jadi tidak membengkak. Dulu juga pernah waktu saya sering deg-degan, dada terasa nyeri, diperiksain mama ke spesialis jantung. Bersyukur kata dokternya tak ada masalah, hubungannya cuma di maag saya dan juga psikis. Setelah lama tidak kambuh kemudian kambuh lagi, mama periksain saya ke spesialis kejiwaan. MAMA TEGAA, ANAKMU INI WARAS MAMA! *sembunyi di lemari*
Dan dikasih obat, namanya Kalxetin sama apa gitu saya lupa. Semacam obat penenang sepertinya. Dan saya masih ingat betul Kalxetin nya harganya 250ribuuu.. -_-, tapi lagi-lagi tak perlu mengeluarkan uang karena ada Askes. *bukan iklan* :)))))
Benar, terbukti, dan tidak bisa dipungkiri lagi bahwa "SEHAT itu MAHAL". Keep healthy ya guys! :*

oh iya! hampir kelupaan, saya merasa tertampar lhoo dengan bungkus belakang obatnya Bethesda ini.
NIH....



Jadi sih jangan salahin dokternya, susternya, bagian apoteknya, apalagi tukang parkirnya KALOK UDAH BAYAR MAHAL (SEKALIPUN PAKE ASKES) tapi ga sembuh-sembuh. SALAH SITU SENDIRI SIH.. *mlipir alussss*

HARGAILAH KESEHATAN. Waspadalah.. waspadalah.. waspadalah!

Senin, 24 September 2012

Mamamia!

Diposting oleh anggun via grasma di 9/24/2012 06:36:00 PM 0 komentar
butuh keberanian untuk memanggilmu "ibu"
mengutarakan segala hal yang aku pendam dan aku tau
dan akhirnya kala itu saat menginjakkan kaki di semester 3, aku melakukannya.
sebuket mawar putih sengaja aku kirim padamu yang adalah ibu.
entah aku tak tau bunga apa yang kau suka, maka aku kirim saja bunga kesukaanku.
berharap kau juga menyukainya, putih yang lambang bersih nan suci.
sepucuk surat yang datang bersama mawar itu menjadi perwakilan diriku.
dan sesaat setelah kau menerimanya, handphoneku bergetar.
sebuah pesan singkat aku terima kala dosen sedang mengajarku.
kau sukses membuat air mata menetes, aku masih mengingatnya dengan betul, ibu.
dan tak sedikit pun aku membencimu karena membiarkanku terpisah darimu dan lainnya.
aku tau selalu ada sebab dalam sebuah akibat. ada alasan dalam sebuah pilihan.
aku percaya bahwa inilah jalanku, dan ini hadiah indah dari Yang Maha Kuasa.  : )





Happy Birthday ya, Ibu!
Atau mama, atau bunda atau apalah...
Aku bingung jika harus mengukir kata indah untukmu, karena engkaulah keindahan itu.
Jadi, aku cukup memandangmu.
Dan juga tersenyum, saat kau tersenyum.
Semoga hangatnya senyummu masih bisa menyinari hidupku.
Jangan bersedih, jangan pernah lelah membimbing kami.
Aku selalu bangga padamu, karena kau begitu tangguh.
Jangan pernah lagi meneteskan air mata.
Kalaupun air mata itu harus ada, itu karena engkau bahagia!
Aku berdoa yang terbaik akan dilimpahkanNya untukmu.
Usahaku adalah mengukir senyum bahagia di wajahmu, semoga aku bisa.
 I love you, mom! :")
Sun sayang untukmu. muaaaahhhh...

eeeaaakkk :p

-----------------------------------



--------------------------------------------------

HERE THEY ARE ...

family :)


mama dan teman-teman

cherybelle nyasar
hitam putih kehidupan -_-

"selamat ya mama.."
Meskipun kurang tiga personil ini, ditunggu tahun depan ya :')
Aku tau, kalian pun mendoakan dan berbahagia bersama kami di sini.
Meskipun jauh di mata, tapi dekat di hati kan. ya kan ya kan ya kan?? :))

mba ayuuuuu
mb rengga dan jagad!!!

ONCE AGAIN, I WANNA SAY "HAPPY BIRTHDAY, MOM!"
mamamiaaaaaaa..... (ɔ ˘⌣˘)♥(˘⌣˘ c)


Rabu, 19 September 2012

POINT 1 DAN 3

Diposting oleh anggun via grasma di 9/19/2012 02:49:00 PM 0 komentar
INI ADALAH LANJUTAN DARI POSTINGAN SEBELUMNYA. hoshh.. hosh..
*ngomongnya sambil tereaaaakkk*

Tidak hanya satu, tapi duaaaa *dilantunkan kayak iklan sarimi ala ayu tingting*
Ya, merujuk pada postingan saya sebelumnya yang menyalin postingan dari (at) shitlicious.
Saya adalah pelaku hubungan pada point pertama dan ketiga.
Ya, saya dan kekasih saya berbeda keyakinan. Dan kami terpisah oleh jarak yang ngetren nya disebut LDR. Tapi bagi saya, saya punya vetsin (karena kalo menyebut "moto" itu terlalu mainstream) bahwasanya : "setiap pasangan yang belum satu rumah dan satu ranjang itu pun disebut LDR". Saya tidak sedang mencari teman, namun begitulah adanya #sikap. *tawa licik menggelegar* XD

Saya pelaku hubungan berbeda keyakinan. Tidak hanya sekali, ini sudah yang kedua kalinya saya menjalani sebuah hubungan serius dengan seseorang yang memiliki keyakinan berbeda dengan saya. Kenapa saya putus dengan yang pertama setelah 3 tahun kami bersama? Alasannya ya karena perbedaan itu. Klasik ya, saya memintanya bertemu di sebuah cafe pada malam hari hanya untuk menjelaskan padanya bahwa kami harus mengakhiri hubungan kami sampai di situ, mencoba sok tegar dengan tidak menangis di depannya, lalu meraung menjadi-jadi dan warnet menjadi pilihan saya untuk bersembunyi dari kejamnya "kisah cinta berbeda agama" hingga pagi menjemput. Perbedaan yang sudah kami sadari dari awal, dan sama persis dengan postingan di blog shitlicious "kita jalani saja dulu", begitulah katanya kala itu. Saya memutuskannya bukan karena saya sudah tidak sayang. Percayalah bahwa ini lebih buruk dari kisah cinta mana pun ketika anda harus melepaskan seseorang yang masih sangat anda sayang (kala itu). Kami masih berteman, kami masih bersama meski lambat laut rasa itu memilih untuk memudar dan kemudian berhenti sendiri. Bukan, bukan lagi tidak sayang. Saya masih sayang, dan peduli padanya. Tapi rasa itu berubah dengan sendirinya, lebih kepada sayang kepada sahabat, kepada seseorang yang sudah anda anggap saudara. Beberapa orang yang tau perbedaannya, pasti mengerti. Kala itu tidak ada kepastian akan dibawa kemana hubungan kami, meskipun ada rencana. Indah ketika kami membicarakan masa depan, tapi tidak ketika ditampar kenyataan. Selalu saja jawabnya hanya "dijalani saja dulu". Dia pemuda yang baik, selalu bisa menjaga saya. Lewatnya, saya belajar apa itu percaya. Saya tak pernah menaruh curiga padanya selama 3 tahun kami bersama. Sedikit pun tak pernah! (mungkin perlu ditulis dengan font arial size 16 di bold dan dikasih underline). Hanya, rasa sayangnya terlalu berlebihan pada saya, dan ada beberapa sifatnya yang membuat saya tidak nyaman. Dicengkeram dengan berlebihan itu tidak enak, yang ada justru rasa sakitnya yang terasa :'). Tapi sekarang saya bisa melihat dia sudah banyak berubah, jauh berubah menjadi pribadi yang semakin baik. Baru saya tahu setiap rencana dengan kerja kerasnya untuk kami ketika semua sudah berubah, saya bilang padanya "terlambat". Itulah dia, selalu ingin berjuang sendiri dan bukan BERJUANG BERSAMA. Selamat! =)

ah.. sudahlah. ini bukan sedang mengenangnya...

Hingga saya bertemu dengan pria yang sekarang bersama saya. Lagi-lagi, ini tentang "kisah cinta berbeda agama". Saya tidak mengkhianati yang dulu. Saya juga tidak menggeser posisi yang dulu, dan diganti dengan yang sekarang. Saya netral, tidak mencintai siapa-siapa kala itu. Justru saya malas sekali mengenal sosok yang baru, saya belum terlalu siap dan mau menjalin komitmen dengan seseorang. Semua lelaki yang mendekat memiliki jawaban yang sama dari saya "saya belum mau berhubungan lagi". Saya capek, saya juga malas. Saya sedang ingin sendiri dan menikmati tiap inci hidup saya dengan sesuka hati saya, dan bahagia tentunya. Menghabiskan waktu dengan banyak teman jauh lebih mengasyikkan, karena sebelumnya saya jarang merasakannya. Rasanya seperti sedang menghirup udara bebas, huhaaahhhh \m/.
Hingga saya sedikit protes pada Tuhan, dan terkesan marah padanya ketika akhirnya dia menganugerahkan sebuah rasa pada pria tersebut. Pria yang entah bagaimana kami bisa saling mengenal, dekat, dan kemudian nyaman satu sama lain. Pria yang bisa membuat saya tertawa dan menangis pada saat yang sama. Pria yang hanya dengan melihatnya diam saja saya sudah bisa tersenyum bahagia. Pria yang membuat saya berusaha untuk tidak menyakitinya sedikit pun baik dalam perkataan maupun perbuatan. Pria yang membuat saya gila. Pria yang membuat saya lebih keras lagi mengenal dan belajar mengenai sebuah pengendalian diri. Pria yang ..., ah masih banyak jika harus menguraikan satu persatu tentangnya. Lalu, disebut apakah saya?

Saya percaya bahwa Tuhan yang mengatur pertemuan kami, bahkan perkenalan kami, proses demi proses yang kami lalui. Kami jalani semua dengan air mata, dan semoga kelak berujung bahagia. Benar bukan bahwa hidup yang boleh kita jalani ini atas kuasaNya? Berarti juga tidak salah kan kalau saya bilang bahwa, pertemuan kami adalah kuasaNya. Bahkan ketika IA menjatuhi kami berdua dengan, cinta...

Saya percaya bahwa Tuhan lah yang mengirim dia untuk saya, entah dengan maksud apa. Itu yang sedang coba saya temukan jawabnya. Saat ini, saya sedang berjuang untuknya. Dengan segala cara yang satu persatu sudah mulai saya pikirkan masak-masak. Jika bicara tentang pengkhianatan, saya kemudian bertanya-tanya, saya berkhianat pada siapa jika IA adalah SATU. Jika IA adalah ESA?
Semoga apapun yang terjadi kelak, segalanya baik untuk kami berdua. Dan semoga apapun yang boleh kami putuskan, tentang sebuah pilihan tidak akan menyakiti pihak-pihak yang mengasihi kami. Jika pun ada karena orang bilang sakit itu konsekuensi dari pilihan atau ketegasan, semoga kami bisa meminimalisirnya.

Ya, saya pelaku LDR. Saya juga pelaku kisah cinta beda agama. Lalu, masalah?
Memang ini adalah pacaran yang susah untuk diperjuangkan, tapi susah bukan berarti tidak berhasil. Susah bukan berarti tidak bisa. Justru susah itulah yang membuat kami menghargai tiap proses yang dijalani. Justru susah itu membuat kami bersyukur. Susah itu yang membuat hal yang mudah menjadi tampak mudah. Susah itu yang membuat kami akan naik pada level selanjutnya. Berbahagialah ketika segalanya susah, itu artinya IA masih percaya pada anda bahwa anda akan bisa melalui semuanya, dan semua akan dijadikanNYA mudah saat anda bergantung padaNYA. ; )

Saya pelaku dua point tipe-tipe pacaran yang susah untuk diperjuangkan (by shitlicious). Bersyukurnya saya hanya pelaku dua point, bukan pelaku kelima point tersebut. Bisa repot nanti.. :p
Bersyukur pula saya tidak menganggap ini susah, saya menganggap ini lebih keren. Kenapa? Karena saat yang lain bisa lurus-lurus saja menjalankan mobilnya dengan jalanan yang "aman", saya justru diberi pengalaman untuk merasakan jalanan berbatu, jalanan yang memacu adrenalin, jalanan yang berkelok, jalanan yang menantang, jalanan yang "bercerita", dan jalanan yang tak terlupakan. Dan pada saatnya akan menuju pada sebuah jalan yang nyaman, aman, lurus, damai karena kataNYA kami sudah berhasil berjuang \o/. Pan ada peribahasa tuh "berakit2 ke hulu berenang2 ke tepian, bersakit2 dahulu bersenang2 kemudian."

Oh iya, agaknya Shitlicious lupa menambahkan satu point dalam tipe pacaran yang diutarakannya, yaitu : PACARAN BEDA STATUS, YANG SATU SINGLE YANG SATU SUDAH JANDA/DUDA. Itu pun susah dan berat lhoooo *pegangan tembok* *menghela nafas panjang*.

Padahal cinta atau hubungan, juga pribadi seseorang itu tidak bisa dilihat dari agamanya, jaraknya, statusnya, spesiesnya, jenis kelaminnya, keluarganya, sukunya, budayanya, rasnya, cara pupnya, cara makannya (misal pake kaki), cara mandinya, cara tidurnya (yok yang ngorok angkat tangaaan), cara ngupilnya, potongan rambutnya, dan masih banyak lainnya.
Jadi, kita tidak bisa dan tidak boleh ngejudge orang dengan "aah dia anaknya ini pasti orangnya kayak gitu kayak bapaknya/ibunya", atau seperti ini "aah dia agamanya ini pasti orangnya kayak si itu yang sukanya begini dan begitu". Aah, sedih ya padahal harusnya mengenal dulu baru bisa tahu pribadinya. Ya sekalipun buah itu jatuh tak jauh dari pohonnya (ini menyikapi tanggapan jika si A dikatakan mirip dengan si B yang adalah orang tuanya berhubungan dengan karakter). Tentunya si A, karena dia mengerti jika kelakuan si B tidak baik ya pasti gak bakal dicontoh laah..

apapun lah, sekian saja saya cuap-cuapnya.
sudah pusing awak sama tulisan kepanjangan kayak begini -__-
terlebih sama skripsi *langsung mual karena inget*

SEMOGA SAYA BISA MENJALANI HIDUP SAYA DENGAN BAIK. TUNTUN SAYA TUHAN, KARENA SAYA PERCAYA KEHENDAKMU YANG TERJADI DAN BUKAN KEHENDAK SAYA. LOVE YOU. piss love and gaul. salam kiss, muaaaaaahhh.. *titikduatandabintanglimakali* <- bibirnya monyong sampek bintangnya lima kali -,-

SEMANGAT YA SEMUANYAAAA!

Jumat, 14 September 2012

( ._.)/|shitlicious|

Diposting oleh anggun via grasma di 9/14/2012 04:25:00 PM 0 komentar
pemilihan judul yang tepat agaknya karena ini bermula dari blognya (at) shitlicious -__-
blog yang akhirnya mengganggu saya untuk menggarapi dan membelai sekeripsi cantik saya!
ya, satu-satunya blog yang saya ikuti akibat saya memfollow selebtuit satu ini.
awalnya karena saya jatuh cinta pada tulisannya, bukan tulisan romantis atau indah.
lebih kepada tulisan konyol, ngaco, tapi apa adanya. lumayan menghibur lah.
ini juga karena seorang teman yang men-like pagesnya di fesbuk.
seperti tak asing, ternyata ini adalah pengarang sebuah buku yang sering saya lihat saat sedang bermain ke gramedia. awalnya nama (at) shitlicious pada bukunya yang berjudul SKRIPSHIT itu saya baca (at) silitcious. dalam hati saya langsung "hah? aneh banget! ga sopan nyebut2 siliit" -__-
tapi ternyata karena mata saya saja yang sedikit rabun.
akhirnya follow twitternya dan tidak berharap untuk di folbek.

cukup basa-basinya.

berikut postingan BELIAU yang mengganggu sore indah saya, membuat saya serasa ingin mencarinya sampai sudut terkecil kota jogja. katanya dia anak sanata dharma, gampanglah kalo cuma buat nemuin orang bernama asli Alit Susanto ini.. pengen saya cakar-cakar, pengen saya remet-remet buat jadi snack sorenya anak-anak di rumah. zzzzzzzZzz ..

Tipe-Tipe Pacaran Yang Susah Untuk Diperjuangkan

"Kita jalani dulu aja ya.. Yang penting kita masih bisa bersama.. Tapi kita kudu siap membunuh perasaan kita.. Kelak kalo masing-masing sudah menemukan pasangan yang keyakinannya sama".

Itu kalimat yang biasanya jadi motivasi para pasangan beda agama untuk tetap bersama. Tanpa perlu mikir panjang, udah keliatan mereka berdua bakal bunuh-bunuhan. Iya, yang dibunuh adalah perasaan. Hihihi.. Tapi tetap juga ada yang nekat menjalani hubungan beda keyakinan sampe ke pelaminan. Cuma, untuk sebagian agama, itu dilarang untuk dilakukan.

Oke, gak perlu basa-basi lagi. Gue hari ini mau bahas tentang tipe-tipe pacaran yang bakal susah untuk diperjuangkan. Kayaknya semua hubungan pacaran, tetap butuh perjuangan sih. Tapi untuk beberapa tipe yang bakal gue bahas di bawah, memerlukan perjuangan ekstra. So, buat yang mungkin ngalamin hubungan serupa, siap-siap aja ya~ Kalo kalian ngerasa gak siap, mending jangan dibaca. MarKiDot!
1. Pacaran Beda Keyakinan


Seperti yang udah gue bilang di pembuka postingan ini. Sebagian pelaku pacaran beda keyakinan mungkin lebih condong mengejar kesenangan. Senang untuk bisa bersama dan sayang-sayangan, senang untuk saling mencinta dan mesra-mesraan. Seolah-olah mereka nggak sadar apa yang udah menanti di depan.

Menurut gue, pacaran beda keyakinan itu analoginya kayak elo nanem bibit kacang di tanah. Terus, di atas bibit yang tumbuh itu elo tutupin sama tabung kaca. Dengan harapan, bibit kacang yang mulai tumbuh itu tadi nggak bisa membesar dan menjalar ke mana-mana. Tapi kalo misal kalian bener-bener praktekin eksperimen di atas, sudah pasti makin lama kalian biarin bibit kacang itu tumbuh dan mulai membesar, gelas kaca itu pasti akan mulai retak dan pecah.

Itu baru soal bibit kacang. Bayangin kalo ini soal hati. Emang semudah itu mengendalikan perasaan yang tumbuh di hati? Menjalar dan mengalir di setiap urat nadi. Merambah otak dan menghilangkan kesadaran diri?

Kayaknya bullshit banget kalo ada orang yang mau ngejalanin pacaran serius, terus sudah merencanakan juga kapan mereka akan berpisah. Karena sesakit-sakitnya ditinggalin, diputusin, dikhianatin, bakal lebih sakit lagi kalo terpaksa berpisah, membunuh perasaan yang masih sama-sama menggebu, karena perbedaan keyakinan yang nggak mungkin bisa menyatu.

Mengutip dialog di film CIN(T)A nih. Jadi ceritanya ada dua orang yang berpacaran beda keyakinan. Salah satu di antara mereka meminta kekasihnya untuk ikut masuk ke dalam keyakinannya, terus pasangannya itu ngejawab, 
"Kalo Tuhan aja bisa aku khianatin, apalagi kamu kelak?".#Jleb
Terus, contoh lainnya misal elo menjalani hubungan beda agama, mungkin bisa aja bilang ke pasangan:
"Yuk.. masuk ke agamaku.. Biar kita bisa menyatu sampe punya anak cucu.."
Terus, gimana kalo si dia ngejawab:

"Sekarang gimana kalo aku balik pertanyaan kamu. Maukah kamu pindah ke agamaku.. biar kita bisa menyatu sampe punya anak cucu?"

Urusan keyakinan tentunya nggak semudah pindah sekolah atau pindahan rumah. Karena itu hubungannya ke kehidupan setelah mati. Pertaruhan keyakinan yang akan dibawa sebagai bekal saat udah nggak hidup lagi. Maukah kamu mengkhianati Tuhanmu yang sudah memberikan kehidupan, rezeki, kenikmatan, dan segalanya untukmu. Demi kenikmatan-kenikmatan kecil yang sudah diberikan pasanganmu?

Belom lagi kalo misal dia mau berpindah keyakinan sehingga kalian bisa nikah. Udah yakin dia mau berpindah keyakinan karena panggilan hatinya, atau dia mau berpindah keyakinan cuma karena biar bisa nikah aja?

2. Pacaran Beda Suku/Ras/Budaya


Pacaran beda suku, mungkin saat ini udah biasa terjadi. Sudah banyak banget pasangan-pasangan beda suku di luar sana sudah jadi suami-istri. Tapi ada juga loh, yang menjalani Pacaran beda suku tanpa restu. Biasanya ini terjadi karena pihak orang tua yang masih "kaku".
Temen gue juga ada, yang pacaran udah seiman padahal.. Tapi cuma karena mereka beda ras/suku, orang tua mereka nggak kunjung ngasih restu. Yah, endingnya tragis juga.. Mereka harus membunuh perasaan cinta mereka berdua, karena ego orang tua dan budaya. Mungkin lebih tragis dari pacaran beda agama. Beda agama, kalo dapet panggilan hati mungkin bisa pindah keyakinan. Lha kalo beda suku/ras? Skak mat!

3. LDR



Kayak lagunya Marcell Siahaan, "Cinta memang satu.. Kota yang tak sama~~" - Perih LDR.
LDR adalah hubungan jarak jauh yang dilakukan oleh para gerilyawan-gerilyawan asmara. Pacaran jarak jauh itu bukan pacaran yang biasa. Di mana segala sentuhan, perhatian, kerinduan, cuma bisa disalurkan dengan kata-kata, tanpa bisa meraba. Sebuah pacaran yang mengkesampingkan panca indera, karena yang terpakai cuma indera penglihatan dan pendengaran doang. Nggak bisa nyium, megang, apalagi njilat.

Dulu gue pernah LDR selama beberapa tahun. Dan dari situ gue banyak belajar. Contoh:

- Belajar buat make Skype
- Belajar buat cebok pake kaki, biar tangannya bisa terus BBMan
- Belajar buat nggak galau waktu pacar sakit dan gue nggak bisa apa-apa
- Belajar buat menerima kenyataan bahwa pacar masih suka jalan sama mantannya di sana
- Belajar buat sering nyemprotin parfum dia di tangan kanan gue, so kalo ke mana-mana berasa selalu digandeng sama dia.

Dan yang pelajaran yang paling berharga yang gue dapetin sih, belajar untuk tulus dan percaya. Jarak itu seperti kaca pembesar. Kangen kita ke pacar berasa lebih besar karena susah buat ketemu demi ngilangin efek kangen itu. Perasaan cemburu juga terasa lebih menusuk. Setiap tau pacar lagi jalan sama orang, pastinya rasa cemburu makin menggebu-gebu karena kita nggak tau apa yang mereka lakuin saat jauh-jauhan gitu. Kalo lagi berantem juga gitu, masalah kecil berasa gede juga, karena nggak kunjung diselesaikan dengan bicara empat mata. Bicara empat mata ini sangat penting. Mengingat mata itu nggak pernah bisa bohong. Apapun perkataan pacar, kalo tidak didukung dengan tatapan mantap dari matanya, kita bisa dengan sangat mudah mengetahui kebohongannya.

Dengan belajar mencintai secara tulus dan selalu percaya (bahwa Tuhan mendukung niat baik gue), gue bisa tenang dan ngebiarin (mantan) pacar gue menikmati hidupnya tanpa perlu gue recokin tiap hari dengan pertanyaan-pertanyaan semacam interogasi. Dan dengan percaya bahwa Tuhan mau meminjamkan "mata"NYA, gue pun akhirnya tau dia sudah mendua. Ya.. Selama kita percaya, Tuhan itu selalu punya cara yang di luar nalar untuk menunjukan kuasa-NYA.

Nah, kenapa LDR butuh perjuangan lebih?

Jawabannya jelas banget. Cinta nggak melulu soal kata. Cinta juga sangat membutuhkan pertemuan, perhatian, sentuhan, dan menciptakan kebahagiaan. Kebahagiaan yang nyata.. nggak cuma senyum, ciuman, pelukan yang diwakilkan oleh emoticon saja. Jadi, sudah jelas orang yang menjalani LDR harus berjuang banget untuk nggak sirik sama temen-temennya yang lagi pacaran secara "normal" di lingkungannya. Dan pasangannya juga harus berjuang keras agar pacarnya nggak pernah ngerasa kesepian dan sendirian.
Tapi buat gue, yang paling diperluin dalam LDR sih komunikasi. Karena pacaran jarak dekat pun nggak bakal harmonis kalo jarang berkomunikasi dengan pasangan. Contohnya, kamu lagi ada masalah ama pacar, bukannya ngomong baik-baik ke pacar, tapi malah curhat ke orang. Padahal belom tentu orang yang jadi tempat curhat itu bisa ngasih solusi yang bijak buat kamu, nah kalo niatnya malah pengen ngerebut hati kamu? Saat LDR, dan komunikasi terhambat, biasanya ada pihak yang akan masuk dan mencoba menggantikan kenyamanan maya yang diberikan pasangan kita, dengan memberikan kenyamanan nyata dan akhirnya pasangan kita pun melupakan apa arti setia.
Siap-siap aja..

4. Pacaran Dengan Sesama Jenis


Ini lebih ke masalah kultur dan budaya ketimuran kita sih. Karena di luar negeri sana udah banyak juga pasangan sejenis dan menikah. Di Indonesia, kebebasan memilih pasangan ini masih jadi semacam kontroversi. Banyak pasangan sesama jenis yang suka dicemooh dari berbagai sisi. Tapi ada juga yang tetap teguh menjalani hubungan semacam ini, dengan menutup telinga kanan dan kiri.

Mungkin sebagian orang, menganggap orang yang menjalani hubungan semacam ini adalah orang-orang gila. Tapi buat mereka yang menjalani,  mungkin mereka merasa justru mereka lah yang percaya kekuatan cinta itu nyata. Bukankah urusan cinta emang nggak bisa dipadukan dengan logika? Saat cinta sudah bicara, kasta, rupa, bahkan kelamin pun jadi hal yang fana..

5. Pacaran Beda Spesies


Nggak tau deh, ada apa enggak orang semacam ini. -_____-"
Udah deh ya.. Udah kepanjangan nih post.. Lagi nggak bisa ngetik panjang-panjang, karena sariawan.. So, buat temen-temen yang masuk ke salah satu kategori di atas, yang tegar aja ya.. Tetap berjuang, tapi jangan sampe salah langkah dan jatuh ke dalam jurang!! :D

Lebih baik jadi fakir asmara, daripada jadi kafir cinta.. Ya.. Orang-orang yang tak percaya cinta itu mampu mengatasi segala hambatan yang ada..


(sumber : http://www.shitlicious.com/2012/09/tipe-tipe-pacaran-yang-susah-untuk.html ATAU klik waini! )


 MIAPAAHHH DIA POSTING YANG BEGINIAN 4 HARI YANG LALU. :|

Senin, 03 September 2012

Hore Lebaran Tiba!

Diposting oleh anggun via grasma di 9/03/2012 06:05:00 PM 0 komentar
Akhirnya, setelah satu bulan penuh menahan segala hawa nafsu yang ada.
Kini saatnya mengunduh kemenangan, yeay!

Kurang lengkap sebenarnya karena mb Ayu dan mas Galih tidak pulang.
Beberapa waktu ini saya sangat merindukan mereka.
Merindukan saat-saat kumpul bersama, lengkap, komplit!!!
Akan terlaksana ketika mas Galih november menikah, Amin.

Tradisi keluarga kami juga hampir sama dengan semua orang pada umumnya.
Lebaran hari kedua, silaturahmi ke rumah sodara-sodara yang lain.
Kami semua muter ke rumah sodara dari yang terkecil (termuda) sampai yang tertua.
Karena papah saya anak nomor tiga dari lima bersaudara, jadilah saya muter dulu ke rumah dua bulik saya, baru tiba giliran semua sodara kumpul ke rumah saya untuk silaturahmi (namanya "ujung" kalo di Jawa), setelah itu baru ke rumah pakde dan kemudian simbah yang lain.
Kami memiliki tradisi saat lebaran tiba, sepertinya contohnya di rumah saya yang menyediakan soda gembira, kadang bikin puding, lebaran tahun ini pengen bikin kue dan donat tapi sibuk nya ndak ketulungan sampek ndak sempet -_-. Berbeda lagi dengan mbah Jowi yang menyediakan soto dan ayam kampungnya, bulik Temu dengan sotonya, bulik Harni dengan sop/ sotonya, dan ibu yang satu rumah dengan simbah menyediakan lontong opor dan es buah, tapi karena simbah sudah meninggal jadinya lebaran tahun ini tidak ke rumah simbah.

Setelah itu, siangnya ada arisan keluarga alias Halal Bilahal Trah Mangundiharjan.
Entah apa di keluarga lain juga halah bihalalnya serame ini.
Ndak cuma rame, kalau saya bilang sih gila -_-
Saya mencintai mereka! Dengan keberagaman juga keanehan di dalamnya :p : )


Berikut beberapa dokumentasi lebaran tahun 2012, jengjeeeng :

(dari kiri ke kanan) : de ajeng, papah, mamah, mas galang


sasa dara with me

kumpul di rumah pak hardilan (part 1)

nyoto ayam kampung duyu di rumah mbah jowi :9

kumpul di rumah pak hardilan (part 2)

halal bihalal 1

halal bihalal 2

halal bihalal 3

halal bihalal 4



Sempilin poto satu aaaahhh ^o^

with pak eRTe :p

Jujur yaaa...
Lebaran tahun ini sedikit berbeda, entah karena apanya... : )

Happy Idul Fitri semuaaaa *ciyumin satuk satuukk* *telat* -_-

tetap merindu

Diposting oleh anggun via grasma di 9/03/2012 04:20:00 PM 0 komentar


Yogyakarta, 26 Juni 2012
Selamat malam, Otan. :)
Dua hari yang lalu, pada jam yang sama kita masih bisa bergandengan tangan keluar dari sebuah gedung bioskop. Menyusuri Jogja malam hari, yang tak biasa aku lakukan saat kamu tak ada di sisi. Sembari menunggu waktu untuk bertemu dengan temanmu, kita memilih sebuah restoran cepat saji memesan beberapa makanan sebagai makan malammu yang terlambat. Pantas, perutmu sebesar itu. Kini aku tau sebabnya. :)
Tak berselang lama, kita beranjak dari tempat itu menuju cafe dimana kamu sudah berjanji dengan kawan lamamu, tentu setelah kamu menghabiskan makanan dengan nasi yang tidak tersentuh. Bertemu dengan temanmu yang lucu, hingga tak terasa pagi sudah datang menjemput. Masih dengan setia aku menemanimu untuk melunasi rindumu pada temanmu. Sayangnya, kamu tidak bisa berjumpa dengan kawanmu lainnya.
Masih teringat jelas dalam memoriku apa yang terjadi sepulang kita dari cafe tersebut. Ya, aku masih bisa memelukmu. Aku bisa melihat tawamu, aku bisa mengusap lembut pipimu, aku bisa menciumi ketiakmu, aku bisa melingkarkan tanganku pada perut gendutmu, aku bisa memandangimu sesukaku, aku bisa menggodamu, aku bisa menciummu, aku bisa mendengarkan dengkuranmu, aku bisa melakukan semuanya bersamamu karena jarak yang memisahkan kita tak lebih panjang dari lenganmu. Namun sayang, waktu berjalan begitu cepat ketika aku bersamamu, entah kenapa. Rasanya seperti membutuhkan waktu lebih banyak, mungkin sama denganmu saat menghadapi pekerjaan. Rasa-rasanya jadi membutuhkan 36 jam dalam sehari.
Aaahh, lagi-lagi aku mengeluh. Lagi-lagi aku tak bersyukur atas karunia Tuhan masih bisa bertemu dengamu.
"bukan mengeluh karena sebentar bertemu, tapi bersyukur karena masih bisa bertemu meskipun sebentar".
Ini sudah kepulanganmu yang ketiga semenjak 290 hari kita dipisah jarak. Itu menjadi salah satu yang membuatku bertahan hingga sekarang, kepulanganmu. Menunggumu kini menjadi hobi baruku. Ada perasaan senang bercampur sedih saat mendengar kau akan pulang. Senang, karena kita bisa bersama. Sedih, karena setelah itu jarak memisahkan (lagi). Tapi justru lewat jarak, aku semakin dikuatkan. Jarak ternyata tak seburuk yang aku kira, semoga kamu pun begitu. Dari awal aku tau, mendoakan adalah cara terbaik merengkuhmu. Selalu saja itu berhasil membuatku nyaman dan tenang akan dirimu yang jauh di sana.
Kini, aku semakin mencintai pagi. Aku juga mencintai malam, karena artinya akan semakin dekat saja aku akan bertemu denganmu (lagi), sayang.
Tetap sebenarnya aku tak bisa membohongi diriku. Sungguh, aku ingin kamu selamanya disisiku. Aku mau kamu di sini, aku mau kamu dekat. Aku mau kamu.
Sama seperti malam ini dimana aku merindukanmu lagi dan lagi. Dimana aku merindukan malam kita yang baru dua hari lalu kita lewati bersama.
Malam semakin larut, kali ini aku harus cepat memejamkan mataku meski segelas kopi yang aku teguk saat makan malamku mencegahku. Aku harus cepat memejamkan mataku demi menjumpai pagi, demi pertemuanku selanjutnya denganmu.

Aku yang selalu merindukanmu, juga menyayangimu.
-kimi-

PUASA

Diposting oleh anggun via grasma di 9/03/2012 04:01:00 PM 0 komentar
di antara perbedaan kapan harus memulai puasa, aku memilih mengikuti puasa yang paling awal.
ya, sejak jumat tanggal 20 Juli aku mengawali puasaku, menahan nafsu yang membelenggu.
kata seseorang "puasa itu tentang pengendalian diri".
aku nasrani dan aku menjalankan puasa Ramadhan, masalah? tidak bukan? :)

ketika ditanya untuk apa melakukan puasa, aku memilih diam dan tersenyum.
biar hanya aku dan Tuhan saja yang tau tujuanku menahan hawa nafsu yang ada.
hari pertama berjalan dengan sangat lancar, aku tidak merasa kesulitan.
beberapa waktu sebelum puasa Ramadhan, aku memang sering melakukan puasa Senin-Kamis.

banyak teman dan saudara terkejut, kadang terlihat seperti "takjub".
bahkan mungkin membuat mereka bertanya-tanya.
pernah suatu ketika, ada perjamuan di gereja.
perjamuan itu saat dimana kami umat nasrani meminum anggur dan memakan roti tak beragi sebagai lambang tubuh dan darah Kristus, untuk memperingati pengorbananNya di kayu salib.
saat yang lain menerima dan memakan serta meminumnya, aku memilih menyimpan roti dan anggur bagianku.
seorang teman yang duduk di sebelahku bersama kekasihnya heran, dan bertanya "kok ga dimaem mb?"
aku tersenyum sambil menjawab : "nanti saja".
teman di sebelah kananku, namanya Natalia pun menimpali : "kenapa nggun kok ga dimaem?"
akhirnya aku menjawan keheranan mereka : "aku puasa"
"hah, ngapain puasa? mau jadi Muslim po? apa mau menjalani dua agama?" dan lalu mereka tertawa. entah apa yang ditertawakan, dan aku ikut tertawa, aah lebih tepatnya tersenyum.
"Biar aku saja yang tau, toh aku yang menjalankan" ucapku lirih dalam hati.

begitu pula waktu itu, saat adik dari mamaku yang aku panggil "bulik" datang ke Klaten.
Beliau tinggal di Jakarta, dan suatu ketika bermain ke Jogja bersama kakak sepupuku, mbak Yuli yang seperti kakak kandungku sendiri.
Aku, bulik, mbak Yuli, dan wuk Kaka berjalan menyusuri Yogyakarta.
Dan tujuan kala itu adalah untuk wisata kuliner.
ketika sampai di tempat tujuan dan semua memesan makanan, aku diam.
ditanya kenapa tidak pesan dan aku bilang aku puasa.
bulik kaget, dan bertanya puasa apa untuk apa, batal sehari pun tak apa.
tapi tidak, aku memilih melanjutkan puasaku di antara berbagai komentar orang-orang terdekat.

justru aku kaget karena mama yang tau aku puasa malah heboh menyiapkan makanan untuk sahur dan berbuka ketika aku pulang ke Klaten. jujur, aku terharu. :')
jam 3 pagi mama sudah bangun untuk menanak nasi untukku, padahal aku bisa melakukannya sendiri.
sorenya biasanya jika mama tidak memasak, beliau akan membelikan lauk untuk buka puasa dan sahur keesokan harinya. padahal aku bisa melakukannya sendiri, aku pun bisa memasak.
huaaah mama bikin mbrebes mili pokoknya :"")

ya dan akhirnya memang aku tak bisa puasa full. saat itu aku sakit. kalau kata mama aku ini "ringkih". kecapekan dikit, pusing lah, demam lah, inilah itulah, kepikiran apa dikit, deg-degan lah, keringat dingin lah, dulu juga tiap sebulan sekali pasti kena jatah flu. (-_-")
demi sembuh dari sakit dan agar tidak "kebacut" sakit, aku meminum obat, meminum vitamin, meminum propolis. semua aku minum, demi sehat saat seseorang tiba. :)
agak tidak wajar karena setelah minum obat, aku lalu minum vitamin, lalu minum propolis, dan begitu diulang tiap jam nya. alhasil sembuh! sekalipun belum terlalu fit, namun aku sudah merasakan badanku membaik.
mama sampai selalu bertanya via sms ketika aku sudah di jogja apa keadaanku sudah membaik, menyuruhku minum obat teratur, minum air putih yang banyak, dan begitulah beliau khawatir hingga aku menjawab "iya nanti kalau buka aku akan minum obat". ya memang setelah aku hanya batal puasa sehari saat benar-benar tidak enak badan, dan pesan balasan mama membuatku tertawa "eeeh eeeh eeehh kamu kok masih puasa lagi sakit begitu, jangan puasa dulu gak apa-apa, kalau sudah sembuh baru puasa. kamu ini lho sukanya bla bla blaaa...", dan hanya ku jawab "iya ma, oke.. aku sudah membaik kok" agar beliau tak lagi khawatir. fiuh.
dua hari sebelum lebaran tiba, akhirnya tamu bulananku datang. cuti puasa jugak deh akhirnya ._.

aku seorang Nasrani, di agamaku ada juga hal tentang berpuasa.
namun aku tidak tau caranya seperti apa.
jadi, kalau aku ikut puasa umat muslim, tak apa bukan?

semoga puasa Ramadhan pertamaku diterima olehNya. Ia yang aku sebut Tuhan. : )
 

after the rain Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos