Minggu, 07 Oktober 2012

angin dan daun

Diposting oleh anggun via grasma di 10/07/2012 10:20:00 AM
"Jika tak sengaja aku menyakitimu, apa kau masih akan tetap bertahan?"

"Entah..." kata gadis itu sambil menghela nafasnya, pelan.

Laki-laki itu merengkuh lembut gadisnya sambil berkata :
"Aku berjanji tak akan pernah menggoreskan luka pada hatimu, hingga kau tak perlu berpikir dua kali saat harus bertahan. Aku menyayangimu dengan sungguh."

Gadis itu hanya tersenyum dan melepaskan diri dari rengkuhan lelakinya.
Ia mengambil daun yang tak sengaja jatuh berguguran akibat tiupan kecil angin.

"Daun ini gugur, padahal tak ada angin kencang yang datang ya..."
Ia duduk, merebahkan diri dan bersender pada pohon rindang dengan daunnya yang masih sesekali berguguran karena tiupan angin, kemudian melanjutkan perkataannya.
"Tak perlu dengan keras angin ingin menjatuhkan daun, dengan lembut saja ia bisa melakukannya."

Belum sempat kekasihnya menimpali, sang gadis berkata lagi.

"Untuk menyakiti seseorang yang mencintaimu, kau tak perlu berusaha dengan keras, karena yang dibutuhkan untuk menyakitinya bukan seberapa jauh tindakan itu, tapi seberapa pentingkah dirimu untuknya."

"Angin, agaknya kita sama dengan mereka." Daun tersenyum pada kekasihnya.

"Kau bisa menggugurkan aku kapan pun kau mau, bahkan dengan belaianmu. Aku mungkin gugur dan jatuh, tapi aku akan selalu berusaha bertahan meski tidak pada tempat dimana semula aku berdiri. Tak pernah ada alasan kenapa seperti itu, yang aku tau hanya karena aku menyayangimu."

Angin memeluk kekasihnya. Lembut pada awalnya kemudian semakin kencang.
"Aku mencintaimu" bisiknya.

Daun tersenyum, meskipun ia sedang kesakitan karena Angin memeluknya terlalu erat.

-------


Ya, sering kita tidak sadar sudah melukai hati orang yang mencintai kita.
Kita juga tidak sadar bagaimana ia sudah berjuang dan bertahan untuk setiap rasa sakit itu. Kita lebih memilih sibuk dengan diri sendiri, dengan pekerjaan, dengan hal-hal lain, dan memilih tidak peduli. Hanya janji dan kata manis yang selalu ada, tanpa bentuk nyata. Harusnya semua bisa balance, tapi kembali pada pilihan. Memang harus ada yang dikorbankan.
Karena semua tidak harus tentang cinta, karena ada hal yang lebih penting dari sekedar kata "cinta". : )
Perkataan juga tindakan, agaknya kita terlalu fokus pada basa basi "i love you" dan melupakan makna sebenarnya dari kata itu.
Saling mengerti dan memahami selalu menjadi kunci. Tapi semua bisa berjalan jika berasal dari dua sisi. Percaya untuk saling memahami, dan memahami untuk saling percaya.

Melihat kesalahan orang lain itu jauh lebih mudah daripada melihat kesalahan diri sendiri, apalagi untuk mengoreksi. Kita tidak bisa melihat punuk kita, bukan? Orang lain yang bisa melihatnya. Perubahan itu ada bukan dari sebuah tuntutan, tapi dari diri sendiri. Bahkan dalam memahami dan mencintai, kita tidak bisa menuntut orang lain untuk melakukannya, semua harus dimulai dari diri sendiri. Kata maaf selalu menjadi pahlawan saat ada sakit hati, dan yang mencinta tak selalu butuh kata maaf karena sebelum kata itu terlontar hatinya sudah jauh lebih dulu memilih memaafkan.

***

aku ini ngomong apa ya kok out of konteks giniii (-_-")
*cemilin skripsi lagi*

0 komentar:

Posting Komentar

 

after the rain Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos